Deepika Padukone dan Tantangan Industri Bollywood

ORBITINDONESIA.COM – Deepika Padukone mengungkapkan ketidaksetaraan di balik gemerlap Bollywood, memicu diskusi tentang budaya kerja yang keras.

Keputusan Deepika Padukone untuk keluar dari proyek film besar seperti Kalki 2898 AD dan Spirit mengguncang industri. Ia menyoroti ketidakadilan gender dan tuntutan kerja yang tidak setara. Pernyataannya tentang permintaan jam kerja delapan jam yang dianggap 'memaksa' menunjukkan adanya ketidakadilan yang mendalam.

Deepika menuntut perlakuan yang setara dengan aktor pria yang lebih mudah mendapatkan jam kerja yang wajar. Abhishek Iyengar menyebut perlunya regulasi industri untuk mengurangi pelecehan kerja. Mandara Battalahalli dan Abhaya Simha menyoroti bias gender yang mempengaruhi bagaimana tuntutan perempuan diperlakukan. Sistem yang lebih adil dapat meningkatkan kualitas produksi film India.

Hemanth Kumar berpendapat bahwa struktur jam kerja yang teratur akan meningkatkan kualitas pembuatan film. Sakshi Meghana Kantharaj dan Samyukta Hornad menyatakan bahwa tuntutan Deepika tidak berlebihan. Mereka menyoroti ketimpangan antara aktor pria dan wanita dalam mendapatkan fasilitas dasar. Tuntutan ini bisa menjadi landasan bagi reformasi lebih lanjut di industri film.

Isu ini menyoroti perlunya perubahan budaya kerja di Bollywood. Adakah keberanian dalam industri untuk menantang norma lama dan mendukung kebijakan yang lebih manusiawi? Pertanyaan-pertanyaan ini perlu dijawab untuk masa depan yang lebih adil bagi semua pekerja film.

(Orbit dari berbagai sumber, 18 Oktober 2025)