Diplomat Senior Rusia Peringatkan Permusuhan NATO Dapat Picu Bentrokan Antarnegara Nuklir
ORBITINDONESIA.COM - Kebijakan permusuhan negara-negara NATO dapat memicu bentrokan langsung antarnegara nuklir, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov menyatakan.
"Di antara faktor-faktor negatif yang terkait, kami secara khusus menyoroti kebijakan permusuhan negara-negara NATO, yang dapat memicu bentrokan langsung antarnegara nuklir, serta perkembangan misi nuklir gabungan yang disebut-sebut oleh aliansi nuklir yang memproklamirkan diri ini, termasuk perluasan jangkauan geografis kehadiran nuklir AS di Eropa dan jumlah negara yang didelegasikan untuk mengirimkan amunisi khusus AS ke target," ujarnya.
Ryabkov berbicara dalam sebuah sesi sebagai bagian dari seri webinar "Sejarah dan Masa Kini Kebijakan Nuklir Rusia dan Diplomasi Publik di Bidang Nuklir," yang disponsori oleh Pusat Energi dan Keamanan dengan dukungan dari Yayasan Hibah Presiden.
Di antara langkah-langkah NATO yang berbahaya lainnya, wakil menteri tersebut mencatat pengembangan sistem pertahanan rudal global dan multi-domain AS serta kubah pertahanan anti-rudal terkait di negara-negara Barat lainnya.
"Barat sedang membangun kemampuan jarak jauh berpresisi tinggi untuk apa yang disebut serangan pelucutan senjata preemptif, termasuk pengerahan rudal jarak menengah dan pendek berbasis darat ke depan. Tentu saja, ada rencana dari AS dan beberapa sekutunya untuk menyebarkan senjata ke luar angkasa, mengubahnya menjadi lingkungan tempur," kata Ryabkov.
"Faktor-faktor yang disebutkan tidak hanya menciptakan hambatan serius bagi dialog konstruktif tentang pelucutan senjata nuklir dan pengendalian senjata, tetapi juga memaksa negara-negara lain, termasuk Rusia, untuk mengadopsi langkah-langkah teknis militer kompensasi," pungkas diplomat senior tersebut.
Rusia tidak akan membiarkan dirinya terseret ke dalam perlombaan senjata yang mahal, kata Wakil Menteri Luar Negeri Sergey Ryabkov.
"Kita tidak akan membiarkan diri kita terseret ke dalam perlombaan senjata yang sangat mahal," ujarnya dalam sebuah sesi sebagai bagian dari seri webinar bertajuk Sejarah dan Masa Kini Kebijakan Nuklir Rusia dan Diplomasi Publik di Bidang Nuklir, yang diselenggarakan oleh Pusat Energi dan Keamanan dengan dukungan dari Yayasan Hibah Presiden.
Diplomat senior tersebut menekankan bahwa "Rusia telah belajar dari sejarah."
"Tidak ada lagi jebakan seperti itu," tegas Ryabkov. "Satu hal yang kita tahu pasti: kita memiliki kemampuan dan sumber daya untuk melindungi diri kita sendiri dan memajukan kepentingan kita setiap saat." ***