Banjir Semarang: Korban Jiwa dan Krisis Manajemen Bencana
ORBITINDONESIA.COM – Banjir yang melanda Kota Semarang selama seminggu terakhir menelan tiga korban jiwa, menyoroti krisis manajemen bencana di Jawa Tengah.
Bencana banjir yang melanda Semarang, Jawa Tengah, telah mengakibatkan kerugian besar, baik dari segi nyawa maupun ekonomi. Tiga orang, salah satunya bocah berusia tujuh tahun, meninggal dunia akibat banjir ini. Lebih dari 63.400 jiwa harus mengungsi sementara kendaraan terjebak dalam genangan air yang hampir mencapai satu meter di Jalur Pantura.
BPBD Kota Semarang mencatat banjir menggenangi 23 kelurahan di lima kecamatan, termasuk Semarang Utara dan Genuk, yang paling parah terdampak. Upaya rekayasa cuaca dan pemasangan pompa air belum menunjukkan hasil signifikan. Hal ini memicu pertanyaan mengenai kesiapan infrastruktur kota menghadapi curah hujan ekstrem di masa mendatang.
Tragedi ini menggarisbawahi perlunya perbaikan sistem peringatan dini dan manajemen bencana yang efektif. Penggunaan teknologi dan peningkatan kesadaran warga menjadi krusial. Pemerintah lokal harus lebih proaktif dalam mengurangi risiko bencana, termasuk perbaikan drainase dan edukasi masyarakat.
Banjir Semarang mengingatkan kita akan pentingnya kesiapan menghadapi perubahan iklim dan bencana alam. Upaya kolektif dari pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan diperlukan untuk menghindari tragedi serupa di masa depan. Apakah kita siap untuk bertindak sekarang demi masa depan yang lebih aman?
(Orbit dari berbagai sumber, 30 Oktober 2025)