Analisis Ekonomi: Menggenjot Belanja Masyarakat untuk Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi Nasional

ORBITINDONESIA.COM - Konsumsi domestik adalah kontributor ekonomi terbesar bagi Indonesia (53%). Pertumbuhan yang tinggi dapat menguatkan pertumbuhan ekonomi nasional (1999-2000 mencapai 72%).

Mengutip Consumer Report 2025, perdagangan dalam negeri menjadi faktor penting dalam program akselerasi ekonomi; over regulasi, EODB, high cost, illegal, penyelundupan menjadi kendala utama saat ini sehingga harus menjadi program prioritas.

Perkembangan belanja masyarakat October 2025 Belanja melanjutkan tren peningkatan di minggu ketiga Oktober. MSI per 19 Oktober (290,5) naik 2,3% wow, terus melanjutkan tren positif dari minggu sebelumnya (2,9% wow).

Secara spasial, peningkatan belanja terjadi di semua wilayah, dengan wilayah Sulawesi mencatatkan pertumbuhan mingguan tertinggi (4,2% wow), diikuti Balnusra (2,6% wow), Kalimantan (2,5% wow), Jawa (2,3% wow), Sumatra (1,7% wow) dan Maluku-Papua (1,4% wow).

Peningkatan belanja mulai didorong oleh kelompok barang tahan lama. Belanja barang tahan lama (durable goods) tumbuh kuat. Pertumbuhan yang lebih tinggi terlihat pada handphone (7,8% wow), disusul peralatan elektronik (7,6% wow) dan peralatan rumah tangga (5,9% wow).

Implikasinya, proporsi belanja untuk durable goods di Oktober 2025 meningkat 1,5 persen poin dibanding September 2025. Sementara itu, barang-barang esensial yang merupakan kelompok belanja dengan proporsi belanja tertinggi (17,6%), masih tumbuh stabil (1,4% wow).

Tabungan kelompok menengah mulai meningkat. Per 30 September 2025, indeks tabungan kelompok bawah menjadi yang terendah (72,8). Di sisi lain, kelompok menengah (101,1) meningkat dari Agustus 2025 (100,9), dan juga lebih tinggi dari September 2024 (100,9), sementara kelompok atas stabil (94,4).

Decoupling behavior: Pola belanja kelompok bawah dan menengah masih defensif, dengan kombinasi belanja impulsif terutama pada kelompok menengah. Sementara kelompok atas mulai konfiden.

Sejalan dengan tren tingkat tabungannya, tampaknya kelompok bawah masih defensif ditunjukkan dengan belanja esensial yang stabil tinggi. Sementara itu, kelompok menengah menunjukkan pola impulsif ditandai dengan masih tingginya belanja esensial diiringi belanja gaya hidup.

Adapun kelompok atas mulai menunjukkan kepercayaan diri dalam konsumsi, prioritas belanja untuk barang tahan lama paling terlihat di kelompok ini.

Konsumsi di 4Q25 berpotensi tumbuh lebih tinggi. Pertumbuhan mingguan selama tiga minggu awal Oktober 2025 konsisten tinggi (rata-rata tumbuh 34,5% yoy), jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan mingguan di 3Q25 (28,7% yoy).

Ke depan, diperkirakan kombinasi antara meningkatnya konfiden masyarakat, berbagai program diskon akhir tahun yang dilakukan oleh peritel, dan dukungan stimulus pemerintah, akan mendorong belanja masyarakat tumbuh lebih tinggi pada 4Q25. ***