Herry Tjahjono: Itu Sebabnya Prabowo yang Jadi Presiden, Bukan Mereka

Oleh Herry Tjahjono*

ORBITINDONESIA.COM - Suatu kali, dalam sambutannya di sebuah acara Partai Nasdem, dengan suara lantang Presiden Prabowo menyampaikan:

"Saya sedih kalau melihat ada pemimpin terdahulu dikuyo-kuyo. Seperti Pak Jokowi. Jangan hanya melihat kelemahannya. Lihatlah prestasinya. Mana ada negara di dunia yang bisa menjaga inflasi 2,5% (catatan: Setelah pandemi COVID-19 dan perang Rusia–Ukraina, hampir semua negara mengalami lonjakan inflasi tinggi akibat krisis energi dan pangan dunia. Amerika Serikat pun sempat mencatat inflasi di atas 8% pada 2022, Eropa bahkan mendekati 10%. Banyak negara berkembang di Asia dan Amerika Latin mencatat inflasi di atas 5–7%).

Ketika Covid, kita diakui sebagai satu dari sedikit negara yang paling cepat pemulihannya. Ketika banyak yang mendesak pak Jokowi untuk lockdown, dengan intuisinya, pak Jokowi menolak. Dia memikirkan wong cilik, bagaimana dengan wong cilik, warung-watung kecil, kalau kita lockdown. Dan ternyata kita mengambil keputusan yang tepat. Dunia mengakuinya...." Dst.

Kisah itu memvalidasi sikap positif Presiden Prabowo tentang Whoosh, IKN, dan lainnya – sebagai peninggalan Jokowi. Dia melakukannya bukan hanya karena komitmen sebagai penerus, tapi juga sebagai penanggung-jawab atas nasib bangsa ini.

Lalu banyak suara miring: enak saja dia bilang bertanggung-jawab soal Whoosh, memangnya dia mau bayar pakai uang pribadi? Uang rakyat juga yang dipakai. Betapa picik dan naif nya pemikiran dan suara sumbang mereka. Kucluk!

Saya jadi makin sadar, di balik berbagai kontroversinya, Prabowo memang punya kapasitas untuk membawa bangsa ini ke depan. Lebih dari sekadar penerus dan penanggungjawab, dia punya visi jauh ke depan.

Whoosh adalah aset masa depan. Bukan sekadar soal bayar utang, tapi sebuah 'investasi peradaban' di masa depan, lompatan kemajuan level kehidupan, peningkatan martabat bangsa (maju).

Semua itu disebut visi. Dan ternyata bukan cuma Jokowi, Prabowo juga memilikinya. Ketika pikiran Prabowo sudah beberapa langkah ke depan, para pemilik suara sumbang itu masih jalan di tempat. Saya jadi makin paham, itu sebabnya Prabowo yang jadi presiden – bukan mereka.***