Denny JA Luncurkan Buku Soal Minyak di ADIPEC, Abu Dhabi
ORBITINDONESIA.COM - Energi bukan sekadar bahan bakar. Ia adalah akar peradaban. Karena itu, agar Indonesia cepat mandiri di bidang energi, namun juga sesuai dengan tren dunia, ia harus berani melangkah out of the box, dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) dan kepedulian pada ekologi.
Demikian pernyataan Denny JA saat meluncurkan buku terbarunya berjudul Minyak, Bisnis, dan Politik: Indonesia Menuju Kemandirian Energi, yang diterbitkan oleh Cerah Budaya International (CBI).
Peluncuran buku ke-102 ini dilakukan secara unik, secara digital langsung dari arena ADIPEC 2025 di Abu Dhabi, pameran dan konferensi minyak terbesar di dunia.
Tanpa panggung formal, Denny memilih membagikan buku ini dalam format PDF kepada media nasional, jejaring profesional, dan komunitas akademik global.
“Saya sengaja meluncurkannya di ADIPEC karena di sinilah masa depan energi dunia sedang dibahas.
Buku ini saya persembahkan sebagai refleksi intelektual sekaligus fondasi pemikiran atas peran saya di Pertamina Hulu Energi,” ujar Denny JA, yang kini menjabat sebagai Komisaris Utama PHE.
-000-
Buku Minyak, Bisnis, dan Politik terdiri dari 22 esai dalam lima bagian besar. Ia menelusuri jejak energi dunia, dari masa Ibnu Sutowo hingga era Artificial Intelligence (AI).
Bagian pertama, Pertamina, Riwayatmu Dulu dan Kini, menyoroti dilema moral BUMN energi Indonesia. Bagian kedua, Big Oil: Ketika Perusahaan Lebih Kuat dari Negara, membedah kekuasaan raksasa minyak global seperti Rockefeller dan OPEC.
Bagian ketiga, Peralihan ke Energi Hijau, mengajak pembaca merenungi dimensi moral dan ekologis transisi energi.
Bagian keempat, Minyak, Politik, dan Harapan, menggambarkan dampak petrodollar terhadap geopolitik abad ke-21.
Bagian kelima, Lampiran Pidato dan Refleksi, memuat orasi Denny JA tentang Roadmap 1 Juta Barrel per Day 2029 serta refleksi filosofis tentang energi hijau sebagai mandat peradaban.
“Tidak ada peradaban besar tanpa kemandirian energi,” tulis Denny dalam pengantar.
“Energi adalah darah bangsa. Tanpa kemandirian energi, kita hanyalah penonton di panggung global.”
-000-
Tiga Gagasan Pokok Buku
1. Kemandirian Energi sebagai Martabat Bangsa
Denny menegaskan bahwa bangsa besar adalah bangsa yang menguasai sumber energinya sendiri. Kemandirian ini bukan hanya teknis, tapi juga moral dan spiritual.
“Ketahanan energi identik dengan ketahanan politik dan ekonomi,” tegasnya.
2. Tanggung Jawab Moral terhadap Bumi
Dalam bab Bumi yang Terluka, Denny menulis: “Jika bumi adalah tubuh, maka ladang minyak adalah lukanya.”
Ia menegaskan bahwa transisi energi hijau bukan sekadar tren teknologi, melainkan ujian nurani manusia untuk meninggalkan keserakahan energi fosil.
3. Simbiosis Minyak, AI, dan Energi Hijau
Denny memperkenalkan konsep “Jalan Emas Abad ke-21”, integrasi sumber daya alam dengan AI. Melalui roadmap 1 Juta Barrel per Day 2029, ia memadukan eksplorasi agresif, merger-akuisisi global, dan pengembangan Carbon Capture Storage (CCS) menuju produksi rendah karbon.
“Di era ketika energi tak lagi sekadar logistik, tapi logika zaman, Indonesia tak boleh hanya jadi produsen. Ia harus jadi perumus, pemimpin, dan pemilik masa depan,” ujarnya.
-000-
Profil Singkat Denny JA
Lahir di Palembang, 4 Januari 1963, Denny JA menamatkan pendidikan Sarjana Hukum di Universitas Indonesia, meraih Master of Public Administration dari University of Pittsburgh (1994), dan Doctor of Comparative Politics & Business History dari Ohio State University (2001).
Sebagai pendiri LSI Denny JA, ia berperan penting dalam kemenangan lima presiden Indonesia berturut-turut. Majalah TIME (2015) menempatkannya dalam daftar “30 Most Influential People on the Internet”, bersama Barack Obama dan Narendra Modi.
Sebagai sastrawan, ia menggagas genre puisi esai, meraih ASEAN Literature Award (2020), Satupena Lifetime Achievement Award (2021), serta menjadi sastrawan kedua Indonesia yang dicalonkan Nobel Sastra.
Pada 2025, ia masuk dalam Top 10 nominasi BRICS Literature Award. Kini, sebagai Komisaris Utama Pertamina Hulu Energi, Denny JA membawa pandangan lintas bidang, menghubungkan dunia politik, bisnis, sastra, dan spiritualitas dalam satu narasi: energi sebagai ruh peradaban bangsa.
Buku ini dapat diunduh dan dibaca secara bebas melalui tautan berikut:
https://drive.google.com/file/d/1JIIw1SGeBsAcEkZ_1hpMOzYfq6qrtvoC/view?usp=drivesdk