DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Inilah Sosok Mantan PM Liz Truss yang Mundur Setelah 45 Hari Jabat PM Inggris

image
Alasan Liz Trus dari munudur dari Perdana Menteri Inggris adalah karena banyak pihak yang menuntutnya lengser termasuk orang dalam kabinetnya sendiri.


ORBITINDONESIAPerdana Menteri (PM) Inggris Liz Truss putuskan untuk mundur dari jabatannya pada Kamis 20 Oktober 2022 setelah 45 hari jabat di posisi tertinggi Pemerintahan Inggris.

“Namun saya mengakui, mengingat situasinya, saya tidak dapat menyampaiakn mandat di mana, saya dipilih oleh Partai Konservatif. Karena itu saya telah berbicara dengan Yang Mulia Raja untuk mengumumkan bahwa saya mengundurkan diri sebagai pemimpin Partar Konservasi,”kata Liz Truss.

Truss sendiri diangkat menjadi PM pada 6 September, hanya dua hari sebelaum Ratu Elizabeth II meninggal. Dirinya mendapatakn kursi Perdana Menteri setelah kalahkan rekan se-partainya Rishi Sunak dengan 81,326 sauara berbanding 60.399.

Baca Juga: Alasan Liz Truss Mundur Setelah 45 Hari Jabat PM Inggris

Secara profil, Maria Elizabeth Truss bukan sosok politisi kemarin sore dalam perpolitikan Inggris, sebelumnya, wanita 47 tahun menjabat sebagai Menteri Luar Negeri era Boris Johnson.

Setelah masuk parlemen, lulusan filsafat, politik dan ekonomi di Merton College Oxford ini kemudian diangkat menjadi Wakil Sekretaris Negara untuk Pendidikand dan Pengasuhan Anak Parlemen pada September 2012.

Pada Juli 2014, Ibu dari dua anak perempuan ini menjadi sebagai Sekretaris Negara untuk urusan Lingkungan, Pangan dan Pedesaan. Jabatan ini embannya sampai Juli 2016.

Baca Juga: Link Download Logo Hari Sumpah Pemuda 2022 Resolusi Besar, Dapat Dicetak untuk Kebutuhan Acara

Pada Juli 2016 hingga Juni 2017, Truss menjadi Kanselir dan Sekretaris Negara untuk Kehakiman. Setelah itu dari Juni 2017 hingga Juli 2019, Truss memangku jabatan sebagai Kepala Sekretaris Perbendaharaan.

Tidak sampai disitu, Boris Johnson yang kala itu menjabat PM mengangkatnya menjadi Menteri Luar Negeri untuk urusan Luar Negeri Persemakmuran dan Pembangunan pada 15 September 2021 dan ini menjadi jabatan terakhir sebelum terpilih menjadi PM.

Dalam kepemimpinannya sebagai PM, Truss dilanda beberapa persoalan ekonomi. Salah satunya yang kontroversial adalah ‘anggaran mini’ yang dirancang bersama mantan Menteri Keuangan Kwasi Kwarteng

Baca Juga: Inilah Kepanjangan dan Makna dari BH, KIJANG, WC, dan LPG yang Belum Banyak Orang Tahu

Yang mana intinya, belanja besar-besaran, disertai pemotongan pajak untuk genjot pertumbuhan ekonomi. Paket kebijakan senilai 100 miliar pound, plus bantuan energi

Anggaran ini sendiri akan digunakan untuk berikan stimulus bagi warga yang terdampak kristis biaya hidup saat inflasi negara itu masih di atas 9 persen. Nantinya, hal ini akan dibiayai dengan menambah utang karena London akan membebaskan beberapa kalangan dari pajak.

Namun kebijakan ini bertentangan dengan kebijakan kenaikan suku bunga bank sentral. Akibat manuver ini terjadi kekacauan di pasar obligasi dan mata uang poundsterling jatuh ke level terendahnya.

Sang pemilik kebijakan Kwarteng sendiri telah mundur beberapa hari dan digantikan oleh Jeremy Hunt.***

Berita Terkait