DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Kenapa Gus Dur Disebut Bapak Tionghoa Indonesia

image
Gus Dur Bertemu Nyi Roro Kidul

ORBITINDONESIA - Mantan Presiden Gus Dur dikenal sebagai Bapak Tionghoa Indonesia. Kok bisa?

Perkumpulan Sosial Rasa Dharma mendaulat Gus Dur dengan gelar itu tahun 2004. Mereka menyematkan gelar itu ke Gus Dur di Klenteng Tay Kek Sie, Semarang, Jawa Tengah.

Itu karena Gus Dur getol membela warga Tionghoa, sebelum maupun ketika jadi presiden.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Baca Juga: F1: Bentrok dengan Ramadan, GP Saudi Arabia Negosiasi Jadwal Balapan F1 2024

Waktu Orde Baru berkuasa, warga Tionghoa dibatasi gerak-geriknya. Soeharto bahkan mengeluarkan aturan yang mengekang warga Tionghoa.

Mereka dilarang beribadah dan menyelenggarakan perayaan adat yang mencolok di depan umum. 

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Mereka bahkan tak boleh memakai bahasa Tionghoa dan nama mereka harus diganti dengan nama lokal.

Nah, Gus Dur itu tokoh yang peduli dan membela kaum minoritas. Waktu jadi Presiden, Gus Dur bikin kebijakan yang menghilangkan diskriminasi terhadap orang Tionghoa.

Baca Juga: Kerusuhan di Smelter PT GNI Morowali Cuma Alasan Agar Komprador AS Bisa Jadi Presiden

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Gus Dur mengeluarkan Keputusan Presiden RI tahun 2000 dengan tiga poin utama.

Pertama, membatalkan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 tentang Agama, Kepercayaan dan Adat Istiadat Cina yang diskriminatif terhadap warga Tionghoa.

Kedua, semua ketentuan pelaksanaan yang diatur dalam instruksi presiden itu tidak berlaku lagi.

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

Ketiga, penyelenggaraan kegiatan keagamaan, kepercayaan, dan adat istiadat Cina bisa dilaksanakan, tanpa izin khusus.

Baca Juga: Ngeri, Pemerintah Sebut Kasus Dispensasi Kawin Anak di Pulau Jawa Tertinggi di Indonesia, Ini Rinciannya

Sejak itu, warga Tionghoa tidak lagi merasa sebagai warga kelas dua di Indonesia.

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

Sejatinya Gus Dur bukan cuma Bapak Tionghoa Indonesia. Ia juga Bapak Pluralisme Indonesia. Itu karena Gus Dur memperjuangkan Indonesia yang anti diskriminasi dan anti intoleransi.***

Berita Terkait