DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Mengagungkan Diri Sebagai Keturunan Nabi, Pemuka Agama, dan Sebagainya

image
Mengagungkan diri sebagai keturunan Nabi adalah dosa

ORBITINDONESIA - Aku keturunan nabi, aku memiliki gelar keturunan nabi, maka dari itu: Hormati aku, muliakan aku dan agungkan aku.

Aku keturunan nabi, aku memiliki gelar keturunan nabi. Lihatlah silsilah dan pakaian khas aku dan aku harus diagungkan karena derajatku jauh di atas kalian semua. Aku adalah raja dan kalian harus menjadi budak, agungkan diriku dan sembah aku.

Meskipun sudah diselidiki secara ilmiah dan terbukti bahwa garis keturunan nabi itu terbukti tidak benar, tetapi umat sudah lama dalam kebodohan, mengagungkan dan diagungkan terus berlanjut.

Baca Juga: BRI Liga 1: Tidak Dapat Stadion, Laga Arema FC Melawan Bali United Ditunda

Aku pemuka agama yang paling ternama, dari buyutku sampai aku adalah pemuka agama ternama. Maka dari itu: Hormati aku, muliakan aku dan agungkan aku.

Tidak cukup dengan cium tangan harus lebih dari itu, kultuskan aku, agungkan aku.

Dari buyutku sampai aku memiliki sekolah agama ternama dan barang siapa yang berani mengkritik akan aku bilang penista dan harus menyembah minta maaf atau masuk penjara. Karena kami semua harus diagungkan.

Semua kesuksesan aku, semua keberhasilan aku, semua kecerdasan aku, semua kekayaan aku yang melimpah.

Baca Juga: Secuplik dari Sejarah Nabi Muhammad SAW: Bertemu Orang-Orang Habasyah

Semua itu semuanya karena usaha aku sendiri dan aku mengagungkan diri aku sendiri dengan menceritakan kesuksesan aku kebanyak orang. Lalu dengan angkuhnya aku minta diagungkan.

Keagungan hanya milik Tuhan. Nabi sendiri menolak dirinya diagungkan, tidak mau mengagungkan dirinya sendiri, karena minta diagungkan atau mengagungkan diri sendiri itu menyaingi Tuhan dan ini dosa yang tak terampuni.

Hormatilah sewajarnya sebagai sesama manusia tanpa memandang profesi dan gelar, jika berlebihan akan terjadi pengkultuskan dan akhirnya diagungkan.

Rahayu. (Oleh: Rof Sin). ***

Berita Terkait