DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

KTT ASEAN 2023 Momentum Integrasikan Perekonomian di Kawasan

image
Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN +3 di Incheon, Korea Selatan.

 

ORBITINDONESIA.COM - Indonesia akan terus mendorong negara-negara ASEAN untuk mengintegrasikan sektor perekonomian. Salah satunya dengan menggunakan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan dalam regional tersebut.

Dorongan Indonesia pada ASEAN itu dikatakan Nella Sri Hendriyetty, selaku Kepala Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral BKF (Badan Kebijakan Fiskal) Kementerian Keuangan.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Ia mengatakan, kebijakan Local Currency Transaction (LCS) untuk ASEAN itu bertujuan untuk mengurangi ketergantungan mata uang asing sebagai upaya mengantisipasi dampak krisis global.

Baca Juga: SEA Games 2023: Indonesia Melawan Myanmar, Brace Ramadhan Sananta Bawa Garuda Ke Puncak Klasemen

“Sebagai Ketua ASEAN, kita mendorong negara-negara di ASEAN untuk memakai mata uang lokal dalam transaksi lintas batas ASEAN," tegasnya.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

"Saat ini kita sedang menjalin pendekatan dengan Malaysia dan Thailand yang dilakukan secara bilateral, belum secara regional,” ujarnya dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 bertajuk 'Menjaga Stabilitas Ekonomi dan Netralitas ASEAN', Rabu 3 Mei 2023.

Saat ini, dia melanjutkan, sudah terbentuk gugus tugas proses transisi penggunaan mata uang lokal di negara ASEAN.

Harapannya, proses transisi ini berjalan sukses sehingga bisa memasukkan ketentuan tentang penggunaan mata uang lokal ASEAN dalam kewajiban kontrak bisnis di sesama negara ASEAN.

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Baca Juga: Danny Welbeck Siap Jalankan Misi Balas Dendam Pada Man United di Laga Tunda Pekan ke 28 Liga Inggris

Menurutnya, meski sangat mendorong pemakaian mata uang lokal ASEAN dalam transaksi perdagangan, tidak ada pemaksaan dalam proses implementasi. Semua diserahkan pada kesiapan masing-masing negara.

“Dengan instrumen ini,  negara ASEAN punya pilihan diversifikasi komposisi cadangan devisanya. Dan bisa tingkatkan perdagangan di kawasan Asia Tenggara," sambung Nella.

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

"Kalau bergantung seluruhnya pada dolar Amerika, misalkan, rentan terkena turbulensi ekonomi dan fundamental ekonomi melemah. Kalau ada penguatan dolar, nilai rupiah turun, biaya impor bahan baku, dan lain-lain akan meningkat  cukup tajam,” jelasnya.

Masih di bidang keuangan, keketuaan Indonesia pada ASEAN juga mendorong penggunaan Quick Response Code atau QR  tunggal yang bisa digunakan di semua negara anggota dalam transaksi perdagangan, termasuk di bidang pariwisata. Selain itu, ada pula inklusi finansial untuk sektor UMKM.

Baca Juga: Kapan Hello Ghost Versi Indonesia Rilis di Bioskop, Catat Tanggal Tayang Film yang Diperankan Onadio Leonardo

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

Tidak hanya itu saja, Indonesia juga tengah menggalang dukungan negara ASEAN untuk memasukkan transisi energi ke dalam taksonomi transisi energi versi 2, yang sesuai dengan situasi dan karakter di Asia Tenggara agar diakui secara global.

Jika diakui secara global, maka penyaluran pembiayaan transisi energi akan lebih murah lagi.

Selain pendanaan di sektor keuangan, ada juga sokongan Indonesia dalam forum ASEAN terkait peningkatan pembiayaan infrastruktur.

Baca Juga: Dugaan Operasi Tangkap Tangan Gubernur Abdul Gani Kasuba, KPK Gelandang 3 Pejabat Maluku Utara ke Jakarta

Dalam hal ini, negara-negara ASEAN bisa menggunakan dana yang dikumpulkan secara bersama untuk membiayai pembangunan infrastruktur di negara masing-masing dengan nilai pengembalian yang murah.

Baca Juga: Aneh, Pelaku Penembakan Kantor MUI Ternyata Punya Rekening dengan Transaksi Rp 800 Juta!

Tidak hanya itu, kerja sama ini juga bisa ditingkatkan dengan menggandeng partner lain sehingga pembiayaan juga bisa jauh lebih murah lagi.

Baca Juga: BMKG: Hujan Lebat Berpotensi Turun di Beberapa Kota

“Kalau di bidang kesehatan, seperti G20 tahun lalu,  kita terus dorong adanya pandemic fund. Bahkan untuk ASEAN bukan hanya pandemic fund, negara anggota yang mengalami gejala krisis ekonomi juga bisa menggunakan pembiayaan yang dikumpulkan secara bersama itu.

Ini dianggap penting sebelum mengajukan proposal ke lembaga donor seperti IMF.

Proses ini sudah berjalan dan disebut Chiang Mai Multilateral Initiative. Ada juga skema bantuan untuk negara anggota yang terkena bencana alam. Semua kita atasi dengan saling mendukung,” tuturnya.

Baca Juga: Peringati Hari Bela Negara, Ibnu Chuldun: Bersatu dan Berkontribusi untuk Indonesia Maju

Baca Juga: Huawei MatePad 11 Bakal Meluncur Bawa Hawa Beda Tablet Rasa PC dengan Inovasi, Ini Harga dan Spesifikasi

Dia mengharapkan dukungan dari segenap masyarakat Indonesia, agar semua agenda yang dipersiapkan selama keketuaan Indonesia dalam ASEAN dapat terealisasi.

ASEAN merupakan kawasan yang memiliki 8,6 persen dari total populasi dunia, dan berkontribusi 3,5 persen bagi GDP dunia serta 11 persen investasi asing masuk ke kawasan ini. ***

Berita Terkait