Percaya atau Tidak, Realitas Dunia Ini Mungkin Cuma Sebuah Simulasi

- Selasa, 28 Maret 2023 | 10:05 WIB
Ilustrasi dunia dan kehidupan kita cuma sebuah simulasi (Denny JA)
Ilustrasi dunia dan kehidupan kita cuma sebuah simulasi (Denny JA)

ORBITINDONESIA.COM - Gagasan bahwa dunia kita mungkin merupakan simulasi adalah topik populer dalam filsafat, fiksi ilmiah, dan bahkan di antara beberapa ilmuwan dan teknolog.

Teori ini menunjukkan bahwa seluruh dunia kita, termasuk diri kita sendiri dan semua yang kita alami, mungkin merupakan simulasi yang dihasilkan komputer.

Salah satu versi dari teori ini, yang dikenal sebagai "hipotesis simulasi", berpendapat bahwa peradaban maju di masa depan mungkin memiliki kemampuan untuk membuat simulasi nenek moyang mereka yang sangat realistis.

Baca Juga: Ikuti Arahan Presiden Jokowi, Bekasi Mengganti Buka Bersama Pejabat dengan Menyantuni Panti Asuhan

Simulasi ini akan sangat meyakinkan, sehingga makhluk yang disimulasikan akan berpikir bahwa mereka nyata dan memiliki pengalaman subyektifnya sendiri, meskipun itu hanya berupa baris kode.

Gagasan tentang kehidupan sebagai simulasi menimbulkan banyak pertanyaan filosofis tentang sifat realitas, kesadaran, dan kehendak bebas.

Jika dunia kita adalah simulasi, apakah itu berarti pengalaman dan pilihan kita telah ditentukan sebelumnya oleh kode yang mengatur simulasi?

Atau apakah kita memiliki hak pilihan sejati dan kemampuan untuk membuat pilihan yang memengaruhi simulasi?

Baca Juga: Nestor Rico Tambun: Negara Bodoh, Eh Lucu, yang Salah Urus

Beberapa pendukung hipotesis simulasi berpendapat bahwa keberadaan fenomena fisik tertentu, seperti mekanika kuantum, mendukung gagasan bahwa dunia kita mungkin merupakan sebuah simulasi.

Yang lain menunjukkan kemajuan pesat dalam teknologi dan realitas virtual sebagai bukti bahwa kita mungkin hidup dalam simulasi, yang diciptakan oleh peradaban masa depan.

Terlepas dari kemungkinan menarik yang diangkat oleh gagasan kehidupan sebagai simulasi, saat ini tidak ada atau belum ada bukti nyata yang mendukung hipotesis tersebut.

Dengan demikian, itu tetap menjadi ide spekulatif dan pemikiran yang menimbulkan pertanyaan filosofis dan ilmiah yang penting tentang sifat realitas.***

Editor: Satrio Arismunandar

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X