DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Muhammad: The Mesengger of God, Film Termahal tentang Kehidupan Nabi yang Diproduksi Iran

image
Film Muhammad: The Mesengger of God produksi Iran.

ORBITINDONESIA - Muhammad: The Mesengger of God adalah film pertama dari trilogi tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW yang diproduksi Iran. Film ini dibuat sangat serius.

Tidak tanggung-tanggung film tentang kisah Nabi Muhammad SAW ini memecahkan rekor film dengan budget termahal dalam sejarah perfileman Iran dan langsung ditangani Majid Majidi, sutradara senior dan terbaik Iran, yang pernah meraih nominasi Oscar.

Film tentang Nabi Muhammad SAW ini sampai sekarang menjadi film paling favorit di Iran dan memecahkan rekor box office domestik.

Baca Juga: Bursa Transfer Liga 1: Resmi, Rizky Pellu CLBK dengan PSM Makassar

Baca Juga: Klaim Kode Promo Gojek Terbaru Dengan Diskon Hingga 90 Persen Khusus Warga Bandung, Semarang dan Yogyakarta

Pemerintahpun mendukung proses produksinya, dengan Shahrak Sinamai Nour, sebuah daerah di antara jalan tol Teheran-Qum, disulap menjadi Mekkah (dan Madinah) tahun 570-an.

Sayang, film ini ditolak ditayangkan di sejumlah negara muslim terutama negara-negara Arab, bahkan termasuk Al Azhar memfatwakan larangan penayangannya di Mesir.

Baca Juga: Ingin Berkebun Tapi Halaman Sempit, Ini Tips Budidaya Kangkung dengan Sistem Hidroponik

Alasannya : film ini produksi Iran, negara Syiah yang diklaim tidak representatif dalam membuat sejarah kehidupan Nabi.

Namun catatan positifnya, film ini diminati di Barat dan sukses memperkenalkan sosok humanis karakter masa kanak² dan remaja Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Danau Kemuning, Tempat Santai Nan Indah Tuk Melihat Terbenam Matahari di Lampung Timur

Baca Juga: Kemenkumham DKI Gelar Diseminasi Penjaringan Calon Pemberi Bantuan Hukum, Ibnu Chuldun: Semangat Mengabdi

Memang menurut Majid Majidi sendiri, film yang dibuatnya ini untuk memerangi gelombang baru Islamofobia di dunia Barat.

Interpretasi Barat atas Islam adalah penuh kejahatan dan terorisme. Film ini berhasil menampilkan citra sebaliknya, yang memang itulah kenyataannya.

Meski ditolak, namun scene dari film ini kerap dicomot bahkan oleh kelompok yang menolaknya, untuk menampilkan situasi menjelang lahirnya Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Piala AFF U19: Kalahkan Filipina 5-1, Peluang Indonesia ke Semifinal Tetap Terbuka

Terutama untuk diperkenalkan ke publik non muslim dengan menunjukkan keagungan Nabi Muhammad saw yang sudah sangat mengagumkan sejak lahir.

Baca Juga: Harapan Rizky Billar Usai Drama Rumah Tangga dengan Lesti Kejora

Memang seharusnya demikian, metodologi dakwahpun harus bisa adaptif terhadap perkembangan zaman.

Baca Juga: Piala Dunia U20: Uruguay dan Korea Selatan Amankan Tiket Semifinal

Dengan kecanggihan teknologi komunikasi, memberikan gambaran visual sosok Nabi menjadi sesuatu yang teramat penting.

Namun tetap tentu saja, dengan batasan, Nabi Muhammad saw tidak terciderai kehormatannya. Itu adalah garis merah yang tidak bisa dilanggar.

Selamat atas maulid Nabi Besar Muhammad SAW. (dikutip dari medsos)***

Berita Terkait