DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Hari AIDS Sedunia 2022: Simak Apa Itu AIDS, Bagaimana Gejalanya, Seperti Apa Penularannya

image
Hari AIDS Sedunia 2022, mari kenalan dengan HIV/AIDS.

ORBITINDONESIA - Hari AIDS Sedunia 2022 menjadi momentum penting bagi masyarakat untuk mempelajari dan mengenal HIV dan AIDS.

Hal tersebut juga menjadi salah satu diselenggarakannya Hari AIDS Sedunia 2022 di berbagai negara di dunia.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Organisasi Kesehatan PBB atau World Health Organization (WHO) mengatakan, pada Hari AIDS Sedunia 2022 1 Desember 2022 tema yang diusung adalah Equalize atau kesetaraan.

Baca Juga: Kapan Hari AIDS Sedunia 2022 Dirayakan, Tema, Tujuan, dan Sejarahnya Langsung dari WHO

Apa itu HIV?

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Melansir dari laman resmi WHO, Human Immunodeficiency Virus (HIV) menargetkan sistem kekebalan dan melemahkan pertahanan orang terhadap banyak infeksi dan beberapa jenis kanker yang dapat dilawan dengan lebih mudah oleh orang dengan sistem kekebalan yang sehat.

Saat virus menghancurkan dan merusak fungsi sel kekebalan, individu yang terinfeksi secara bertahap menjadi imunodefisiensi.

Fungsi kekebalan biasanya diukur dengan jumlah CD4.

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Tahap paling lanjut dari infeksi HIV adalah Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), yang dapat memakan waktu bertahun-tahun untuk berkembang jika tidak diobati, tergantung pada individu.

Baca Juga: Ramai 3 Desember Pakai Sweater, Ada Apa, Berikut Tujuh Gaya Musisi Pakai Sweater yang Bisa Kamu Contoh

AIDS didefinisikan oleh perkembangan kanker tertentu, infeksi atau manifestasi klinis jangka panjang yang parah lainnya.

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

Tanda dan gejala

Gejala HIV bervariasi tergantung pada stadium infeksi.

Meskipun orang yang hidup dengan HIV cenderung paling menular dalam beberapa bulan pertama setelah terinfeksi, banyak yang tidak menyadari status mereka sampai tahap selanjutnya.

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

Dalam beberapa minggu pertama setelah infeksi awal, orang mungkin tidak mengalami gejala atau penyakit seperti influenza termasuk demam, sakit kepala, ruam, atau sakit tenggorokan.

Karena infeksi semakin melemahkan sistem kekebalan, mereka dapat mengembangkan tanda dan gejala lain, seperti pembengkakan kelenjar getah bening, penurunan berat badan, demam, diare, dan batuk.

Baca Juga: Kota Solo Berhias Sambut Natal, Netizen Ramai Puji Gibran Rakabuming Raka

Baca Juga: Dugaan Operasi Tangkap Tangan Gubernur Abdul Gani Kasuba, KPK Gelandang 3 Pejabat Maluku Utara ke Jakarta

Tanpa pengobatan, mereka juga dapat mengembangkan penyakit parah seperti tuberkulosis (TB), meningitis kriptokokus, infeksi bakteri parah, dan kanker seperti limfoma dan sarkoma Kaposi.

Penularan

HIV dapat ditularkan melalui pertukaran berbagai cairan tubuh dari orang yang terinfeksi, seperti darah, ASI, air mani, dan cairan vagina.

Baca Juga: BMKG: Hujan Lebat Berpotensi Turun di Beberapa Kota

HIV juga dapat ditularkan dari ibu ke anaknya selama kehamilan dan persalinan.

Individu tidak dapat terinfeksi melalui kontak biasa sehari-hari seperti berciuman, berpelukan, berjabat tangan, atau berbagi benda pribadi, makanan atau air.

Penting untuk dicatat bahwa orang dengan HIV yang menggunakan ART dan mengalami penekanan virus tidak menularkan HIV ke pasangan seksualnya.

Baca Juga: Peringati Hari Bela Negara, Ibnu Chuldun: Bersatu dan Berkontribusi untuk Indonesia Maju

Baca Juga: HEBOH, Kuil Buddha di Thailand Dibiarkan Kosong karena Seluruh Biksu Positif Narkoba

Oleh karena itu, akses awal ke ART dan dukungan untuk tetap menggunakan pengobatan sangat penting tidak hanya untuk meningkatkan kesehatan ODHA (Orang Dengam HIV/AIDS) tetapi juga untuk mencegah penularan HIV.***

Berita Terkait