DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Amir Hamzah Sampai Denny JA, Inilah Sastrawan yang Beritanya Terbanyak dalam Penelusuran Google

image
Inilah Sastrawan yang Masuk Dalam Mesin Pencarian Google.

ORBITINDONESIA - Amir Hamzah sampai Denny JA menjadi sastrawan dari generasinya masing-masing yang paling banyak muncul pemberitaannya dalam penelusuran mesin pencari Google.

Demikian hasil penelusuran oleh XYZ+, sebuah PR Agency yang berbasis di Jakarta pada akhir Desember ini.

PXYZ+ dalam keterangan persnya yang diterima OrbitIndonesia, Kamis 22 Desember 2022 di Jakarta menyebut, penelusuran tersebut dikerjakan di mesin pencari Google Search pada Rabu 21 Desember 2022.

Baca Juga: Denny JA: Pemain Sepak Bola Terbaik Sepanjang Masa adalah Pele, Maradona, Cristiano Ronaldo, dan Messi

Penelusuran dijalankan dengan menulis kata kunci 30 nama sastrawan Indonesia ternama pada era sebelum dan sesudah kemerdekaan menggunakan tanda kutip ("...") di kotak pencarian Google. Tujuannya adalah agar hasil yang ditampilkan lebih spesifik dan akurat.

Hasil penelusuran tersebut menunjukkan bahwa di antara penulis yang lahir pada era sebelum kemerdekaan, Amir Hamzah lebih banyak beritanya dibanding Pramoedya Ananta Toer dan Chairil Anwar.

Sedangkan penulis yang lahir pada era setelah kemerdekaan, Denny JA lebih banyak beritanya dibanding Dewi Lestari, Andrea Hirata, dan Eka Kurniawan.

Hasil penelusuran menunjukkan pada deretan tiga teratas, ada nama sastrawan yang lahir pada era sebelum kemerdekaan. Mereka adalah Amir Hamzah dengan 2.050.000 hasil pencarian, Pramoedya Ananta Toer dengan 1.570.000 dan Chairil Anwar dengan 1.430.000.

Baca Juga: Puisi Esai Karya Denny JA Menuju Film Layar Lebar

Kemudian, pada urutan selanjutnya ada nama penulis yang lahir pada era setelah kemerdekaan. Mereka adalah Denny JA dengan 648.000 hasil pencarian, Dewi Lestari 503.000.

Pada urutan selanjutnya ada nama Sapardi Djoko Damono dengan 475.000 hasil pencarian, Andrea Hirata 397.000, dan Taufik Ismail 289.000.

Pada deretan selanjutnya, secara berurut berdasarkan hasil pencarian yang sama ada Eka Kurniawan, HB Jassin, Ayu Utami, W.S. Rendra, Leila S Chudori, Goenawan Mohamad, Putu Wijaya, Ahmad Tohari, Mochtar Lubis, Joko Pinurbo, Djenar Maesa Ayu, Abdoel Moeis, Nh. Dini, Sutardji Calzoum Bachri, Eka Budianta, Sutan Takdir Alisjahbana, Sitor Situmorang, Afrizal Malna, Abdul Hadi W.M., Norman Erikson Pasaribu, Widji Thukul, Marah Roesli.

“Penelusuran ini dijalankan secara sederhana, sehingga bukan menjadi acuan atau ranking atas nama-nama penulis top tanah air tersebut,” ujar PR Specialist XYZ+ Amelia Fitriani.

Baca Juga: Remy Sylado Meninggal, Denny JA dan Komunitas Penulis SATUPENA Berbela Sungkawa

Terlebih, katanya, mesin pencari Google tidak akan menampilkan hasil yang sama serta mudah berubah di jam yang berbeda.

Ada banyak faktor yang akan mempengaruhi hasil pencarian, di antaranya adalah waktu, lokasi IP (internet protokol), perangkat, dan riwayat pencarian.

Meski begitu, tambahnya, penelusuran ini dijalanan untuk menunjukkan betapa penulis tersebut, baik yang lahir pada era sebelum maupun setelah kemerdekaan, tetap menjadi berita dan eksis secara digital. Dalam hal ini adalah melalui mesin pencari Google.

“Betapa pengaruh penulis yang lahir pada era sebelum kemerdekaan tetap melekat bahkan di era digital saat ini. Sementara penulis yang lahir pasca kemerdekaan, juga terus mengukuhkan kehadirannya di dunia digital,” ujarnya.

Baca Juga: Konflik di Maluku 1999/2002 dalam Puisi Esai Denny JA, BIARLAH REBANA DAN TOTOBUANG KEMBALI BERSANDING

Hasil penelusuran tersebut bisa diakses pada laman berikut: https://bit.ly/3HVbrWw.

Jika ditelusuri lebih jauh, bukan tanpa alasan mengapa nama-nama sastrawan tersebut menjadi berita dalam pencarian Google.

Amir Hamzah, misalnya, ia dikenang sebagai pahlawan nasional sekaligus sebagai sastrawan pujangga baru. Persahabatannya dengan tokoh pergerakan nasional sangat mempengaruhi karya-karya sastranya.

Pramoedya Ananta Toer dikenang atas karya-karyanya yang dibuat di tengah ketatnya rezim Orde Baru. Beberapa karyanya seperti Tetralogi Buru, Arus Balik, dan Arok Dedes bahkan lahir sewaktu ia ditahan di Pulau Buru selama 14 tahun.

Baca Juga: Konflik Sampit 2002, Dayak Melawan Madura dalam Puisi Esai Denny JA: Amarah Terpendam, Kesedihan yang Puitis

Lalu ada Chairil Anwar yang merupakan tokoh pemuda Indonesia yang ikut memperjuangkan kemerdekaan menggunakan karya sastra. Salah satu karyanya yang fenomenal hingga saat ini adalah “Aku”.

Kemudian ada nama Denny JA. Ia merupakan penggagas genre baru dalam dunia sastra, yakni puisi esai pada tahun 2012 dengan bukunya "Atas Nama Cinta".

Kemudian pada tahun 2020, puisi esai resmi menjadi kosakata baru dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Selanjutnya ada nama Dewi Lestari. Sebagai penulis, ia dikenal dengan karya-karyanya yang best seller dan beberapa di antaranya di angkat ke layar lebar, seperti Filosofi Kopi, Perahu Kertas, dan Rectoverso.

Baca Juga: Perkosaan Massal di Kerusuhan Mei 98 Jakarta dalam Puisi Esai Denny JA, DARI SEJARAH YANG DILUPAKAN

“Jika filsuf ternama dari Prancis, Descartes pernah membuat ungkapan, ‘aku berpikir maka aku ada’, maka pada era digital ini, buah pikiran penulis pun juga ditunjukkan pada eksistensinya di dunia digital,” tutur Amelia. ***

Berita Terkait