DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Diskusi Satupena, Satrio Arismunandar: Dinasti Politik Dikhawatirkan Memusatkan Kekuasaan Pada Keluarga Tertentu

image
Dr Satrio Arismunandar tentang demokrasi dan dinasti politik.

 

ORBITINDONESIA.COM - Salah satu kekhawatiran utama akibat dinasti politik adalah pemusatan kekuasaan politik dalam keluarga tertentu. Hal itu dikatakan Sekjen SATUPENA, Dr. Satrio Arismunandar.

Satrio Arismunandar mengomentari diskusi tentang demokrasi dan dinasti politik. Diskusi di Jakarta, Kamis malam, 16 November 2023 itu diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai penulis senior Denny JA.

Baca Juga: Bursa Transfer Liga 1: Resmi, Rizky Pellu CLBK dengan PSM Makassar

Diskusi yang dikomentari Satrio Arismunandar itu menghadirkan pembicara penulis, ilmuwan, dan pengamat politik Fachry Ali. Diskusi itu dipandu oleh Elza Peldi Taher dan Amelia Fitriani.

Baca Juga: Penuhi Panggilan Bareskrim Polri, Firli Bahuri Datang dengan Senyap, Tanpa Diketahui Awak Media

Menurut Satrio, pemusatan kekuasaan di keluarga tertentu itu dapat menyebabkan kurangnya keragaman perspektif dan menghambat keterwakilan berbagai suara dalam sistem demokrasi.

Baca Juga: Ingin Berkebun Tapi Halaman Sempit, Ini Tips Budidaya Kangkung dengan Sistem Hidroponik

Dinasti politik mengacu pada situasi di mana anggota keluarga yang sama memegang berbagai posisi kekuasaan politik, baik secara bersamaan atau berturut-turut, dalam jangka waktu yang lama.

Satrio menambahkan, dinasti politik mungkin menghambat persaingan yang sehat, sehingga menyulitkan individu baru dan berkemampuan di luar keluarga untuk terjun ke dunia politik. Kurangnya persaingan ini dapat menghambat inovasi dan ide-ide segar dalam pemerintahan.

“Dinasti politik mungkin melanggengkan kebijakan atau praktik tertentu, meskipun kebijakan atau praktik tersebut sudah ketinggalan zaman atau tidak efektif, karena kurangnya perspektif dan gagasan baru,” ujar Satrio.

Baca Juga: Kemenkumham DKI Gelar Diseminasi Penjaringan Calon Pemberi Bantuan Hukum, Ibnu Chuldun: Semangat Mengabdi

Baca Juga: PROFIL LENGKAP Dokter Qory yang Viral di Twitter X, Nama Lengkap, Pendidikan, Pekerjaan, Alamat, dan Ciri-cirinya

Satrio mengingatkan, pandangan mengenai dinasti politik bisa berbeda-beda, dan beberapa orang berpendapat bahwa pengalaman dan pengetahuan yang diwariskan dari generasi ke generasi dapat memberikan kontribusi positif terhadap pemerintahan.

“Namun, potensi dampak negatifnya telah memicu diskusi mengenai penerapan langkah-langkah untuk mengatasi atau mengatur dinasti politik di beberapa negara demokrasi,” tutur Satrio.

Baca Juga: Piala AFF U19: Kalahkan Filipina 5-1, Peluang Indonesia ke Semifinal Tetap Terbuka

“Langkah-langkah ini dapat mencakup pembatasan hukum, reformasi dana kampanye, atau upaya untuk mendorong keberagaman politik yang lebih besar,” lanjut mantan dosen Ilmu Komunikasi di FISIP UI ini.

Satrio mengungkapkan, meskipun Amerika Serikat memiliki sistem politik yang secara umum tidak mendukung dinasti politik yang eksplisit, ada beberapa contoh di mana anggota keluarga memegang posisi politik penting dari generasi ke generasi.

Baca Juga: Guntur Soekarnoputra: Geraham Gemeretak Lanjut Berjuang!

Keluarga Kennedy mungkin adalah salah satu dinasti politik paling terkenal di AS. Hal ini dimulai dengan Joseph P. Kennedy, yang menjabat sebagai Duta Besar AS untuk Inggris. Putranya, John F. Kennedy dan Robert F. Kennedy, keduanya menjadi tokoh terkemuka dalam politik Amerika.

Baca Juga: Piala Dunia U20: Uruguay dan Korea Selatan Amankan Tiket Semifinal

John F. Kennedy menjabat sebagai Presiden AS ke-35, dan Robert F. Kennedy menjabat sebagai Jaksa Agung dan Senator AS. Anggota keluarga Kennedy lainnya juga pernah memegang jabatan politik.

Keluarga Bush adalah contoh lain dari dinasti politik di AS. George H. W. Bush menjabat sebagai Presiden AS ke-41, dan putranya, George W. Bush, menjabat sebagai Presiden ke-43. Selain itu, Jeb Bush, putra George H. W. Bush lainnya, menjabat sebagai Gubernur Florida. ***

 

Baca Juga: Prediksi Dampak El Nino di Indonesia, Produktivitas Panen Padi Berkurang 5 Juta Ton

 

Berita Terkait