DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Pertanyaan Tajam Kepada Adian Napitupulu di Sydney Dari Warga Indonesia Pro Ganjar

image
Politisi PDIP Adian Napitupulu

ORBITINDONESIA.COM - Belum lama ini dalam rangka sosialisasi pencapresan Ganjar Pranowo oleh PDIP, aktivis PDIP dan tim pemenangan Ganjar, Adian Napitupulu berkunjung ke Sydney, Australia.

Adian Napitupulu bertemu dan berdiskusi dengan para pendukung, simpatisan atau relawan Ganjar di sana.

Berikut ini cuplikan sesi tanya jawab antara salah satu warga Indonesia di Sydney dengan Adian Napitupulu:

Baca Juga: Steffina Yuli, Perempuan Indonesia yang Masuk Dalam Daftar Under 30 Forbes Asia

“Bang Adian, teman-teman Ganjarist, mohon maaf, sejujurnya saya bukan Ganjarist. Secara profesi, saya harus netral. Jadi, malam ini saya hadir di sini sebagai pengamat dan aktivis sosial media.

Namun saya punya prinsip. Satu, saya tidak akan mencoblos pembunuh massal. Dua, saya tidak akan mencoblos tokoh yang menunggangi kelompok radikalis. Jadi silakan disimpulkan sendiri”

Demikian disclaimer yang saya sampaikan di sesi Q&A dalam event Ganjarist temu Adian Napitupulu di Sydney, Jumat malam lalu. Saya menjadi penanya pamungkas malam itu. Tentunya tidak saya sia-siakan kesempatan menyampaikan beberapa pertanyaan dan concern saya.

Pertama, saya bertanya langkah apa yang akan dilakukan PDIP untuk mengkonsolidasikan para pendukung Jokowi yang sekarang terbelah ke kubu Ganjar dan kubu Prabowo.

Baca Juga: FIFA Matchday: Timnas Indonesia Melawan Palestina Berakhir Tanpa Gol

Kedua, kubu Ganjar terlalu menghabiskan waktu dan energi untuk saling debat dan saling bully dengan kubu Anies. Padahal elektabilitas Anies semakin turun, kans pencalonannya juga semakin suram.

Saya menyarankan kepada teman-teman Ganjarist supaya berpindah fokus kepada Prabowo yang elektabilitasnya sudah menyalip Ganjar.

Ketiga, dugaan saya, Jokowi tidak akan menyampaikan dukungannya secara eksplisit sekaligus eksklusif kepada hanya satu orang Bacapres. Jokowi justru akan menyampaikan sinyal-sinyal implisit bahwa ia equally mendukung kedua Bacapres penerusnya, Ganjar dan Prabowo.

Maka, Ganjarist jangan terlalu mengharapkan apalagi mengandalkan dukungan eksklusif Jokowi terhadap Ganjar karena, sekali lagi dugaan saya, itu tidak akan terjadi.

Baca Juga: Tips dan Cara Menghindari Dampak Kualitas Udara Buruk di Rumah agar Keluarga Tetap Sehat

Respon Adian secara singkat: Pertama, berdasarkan data, hanya segelintir kelompok relawan Jokowi yang mendukung Prabowo. Sebagian besar kelompok relawan mendukung Ganjar.

Kedua, Adian mengambil analogi orang pacaran. Cowok nih sudah habis-habisan, apapun yang disuruh dan diminta si cewek, dia berikan tanpa banyak tanya.

Tapi cewek itu ujung-ujungnya kok ya masih saja bertanya: “Kamu tuh sebenarnya sayang tidak sih sama aku?”

PDIP, kata Adian, sudah mendukung Jokowi dalam 5 kali pemilihan (Solo, Jakarta, Indonesia). Masa masih juga ada yang meragukan ketulusan cinta PDIP pada Jokowi?

In that sense, pendukung Jokowi harusnya yakin bahwa Jokowi pasti mendukung Capres PDIP, bukan yang lain.

Baca Juga: AWAS BUSUK! Tips dan Cara untuk menyimpan Daging Kurban Idul Adha di Rumah agar Tetap Awet

Saya tentu memahami, dalam event itu, Adian harus menjalankan tugas sebagai petugas partai PDIP. Which is, menebar aura optimis di kalangan Ganjarist (di tengah hasil survey terkini yang kurang menggembirakan).

And he did it very well.

Dia tidak perlu meyakinkan pengamat nyinyir seperti saya, yang pastinya, tidak akan puas dengan jawaban seperti analogi orang pacaran tersebut di atas. Tapi ia berhasil meyakinkan dan membangkitkan optimisme Ganjarist.

I could sense that dari tepuk tangan riuh dan gumaman-gumaman persetujuan dari kursi hadirin.

Adian punya kemampuan komunikasi yang mumpuni. Soal ini, saya harus belajar banyak dari Adian.

Baca Juga: PARTAI NASDEM: Politik Dagang Sapi di Indramayu, Sapinya Pun Cuma Ilusi

Sebagai politisi, dia sangat berhati-hati dalam merespon setiap pertanyaan sensitif. Politisi lain biasanya akan memberikan jawaban normatif yang membosankan.

Namun Adian mampu membungkusnya dengan gaya khasnya yang lugas yang diramu dengan analogi-analogi yang menyegarkan, sehingga hadirin tak terlalu mudheng bahwa sebenarnya ia sedang menghindar dari pertanyaan tersebut.

Salah satu contoh, ketika Andrew Wanandy bertanya upaya pemerintah untuk menyelesaikan masalah tragedi Mei’98, termasuk kasus-kasus kekerasan rasial yang menimpa etnis Tionghoa dalam periode kelam tersebut.

Andrew, salah satu tokoh diaspora Indonesia di Sydney, adalah kerabat peneliti senior Yusuf Wanandy dan taipan Sofyan Wanandy.

Baca Juga: Akan Diadakan Bedah Buku Kembara Penyair Ikhtisas, Jumat 16 Juni 2023

Pada intinya Adian menjawab diplomatis bahwa setiap tahun ia selalu aktif mengingatkan masyarakat akan peristiwa kelam itu, supaya tragedi-tragedi semacam itu tidak akan pernah terulang lagi di republik ini.

Well, saya yakin, seperti saya, Pak Andrew tentu tidak puas dengan jawaban tersebut. Namun, seperti saya juga, Pak Andrew memilih untuk tidak menggali lebih lanjut.

Karena kami menghargai posisi dan tugas Adian malam itu. Sebagai politisi, sekaligus petugas partai PDIP.

Namun ia tetap menjadi bintang malam itu. Tidak banyak politisi yang memiliki communication skill sebaik Adian, yang mampu membuat hadirin betah menunggu apa lagi yang akan keluar dari mulutnya.

Dua babak Q&A rasanya belum cukup. Dalam hal ini, saya sepakat dengan Ganjarist!

(Oleh: Meilanie Buitenzorgy)

Berita Terkait