DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Jokowi Pasti Memaafkan Rocky Gerung, Tetapi Bagaimana Dengan Puluhan Juta Pendukung Jokowi

image
Kepala Staf Presiden Moeldoko akhirnya bukRocky Gerung dan penghinaan terhadap Presiden Jokowi.

ORBITINDONESIA.COM - Ujaran kebencian dan penghinaan yang dilakukan Rocky Gerung (RG) kepada Joko Wododo selaku Presiden RI, sontak mengejutkan seluruh penjuru tanah air.

Meskipun bukan yang pertama kali, penghinaan kepada Jokowi kali ini disampaikan secara vulgar --oleh Rocky Gerung -- menggunakan kata serendah rendahnya menilai seseorang.

Seseorang Rocky Gerung yang mengaku intelektual, berilmu dan memiliki banyak pengikut pada akhirnya terjebak dalam kata-kata kemarahan berkelas preman pasar.

Baca Juga: Bursa Transfer Liga 1: Resmi, Rizky Pellu CLBK dengan PSM Makassar

Baca Juga: Rawon Makanan Khas Arek Jawa Timur Jadi Sup Paling Enak di Dunia Raih Skor Tertinggi Taste Kalahkah Ramen

Rocky Gerung melakukannya dengan sadar di depan umum. Meskipun pada saat itu disambut puluhan tepuk tangan, namun telah menimbulkan kemarahan yang wajar bagi puluhan juta pendukung setia Jokowi, dan tentunya menyakiti Jokowi dan keluarganya.

Hate speech bisa muncul dari berbagai macam motivasi. Antara lain merasa paling benar, tidak takut ancaman hukuman dan dendam politik. Dari rekam jejak RG sepanjang ini , 3 hal utama tersebut diborong habis.

Baca Juga: Ingin Berkebun Tapi Halaman Sempit, Ini Tips Budidaya Kangkung dengan Sistem Hidroponik

RG sedang membicarakan seorang dengan menggunakan egonya yang sedang bermasalah. Gesture bicara dan mimik wajah RG saat mengucapkan bukan sedang berpura-pura, tetapi luapan kekesalannya pada orang nomer satu di Republik ini.

Kekesalan RG kepada Jokowi menjadi bermasalah ketika itu diucapkan di depan umum. Menjadi upaya provokasi di ruang publik yang pada gilirannya akan melahirkan kebencian-kebencian baru. Undang-undang telah mengatur ujaran kebencian di muka umum sebagai pelanggaran hukum.

Baca Juga: Diskusi Satupena, Satrio Arismunandar: 39 Persen Orang Amerika Menikah Dengan Pasangan yang Berbeda Agama

Baca Juga: Kemenkumham DKI Gelar Diseminasi Penjaringan Calon Pemberi Bantuan Hukum, Ibnu Chuldun: Semangat Mengabdi

Lalu bagaimana dengan Jokowi? Seperti biasa seorang Jokowi yang dihina akan diam, membalasnya dengan senyum.

Jokowi menyudahi kegaduhan agar tidak berumur panjang dengan cara menganggapnya sebagai hal biasa dalam kebebasan demokrasi. Menjadi resiko bagi pemimpin yang dihujat salah satu dari jutaan rakyat lain tidak akan meruntuhkan kepemimpinannya.

Jokowi pasti memaafkan, bahkan sebelum RG merasa bersalah lalu meminta maaf. Namun bagaimana dengan para pendukung Jokowi? Memaafkan ujaran kebencian dan hinaan RG adalah rusaknya sebuah nilai demokrasi yang beradab.

Baca Juga: Piala AFF U19: Kalahkan Filipina 5-1, Peluang Indonesia ke Semifinal Tetap Terbuka

Akan muncul RG RG baru yang merasa bebas menghina sosok yang dianggapnya sebagai lawan. Akan lahir kebencian kebencian baru yang dibiarkan bebas berkembang.

Baca Juga: Kabar Gembira Buat Jakmania, Marko Simic Bakal Pulih Lebih Cepat dari Perkiraaan 6 Pekan

Ujaran kebencian adalah ibu kandung dari intoleransi, selanjutnya intoleransi melahirkan radikalisme. Ketika radikalisme menjadi aksi yang tidak terkendali, itulah saatnya picu perang saudara ditarik. Dorr!!

Baca Juga: Piala Dunia U20: Uruguay dan Korea Selatan Amankan Tiket Semifinal

Kita saling bertikai bukan karena berebut makan, bukan pula karena intervensi asing. Tetapi segolongan inteleknya yang kehilangan otak dibiarkan menyumpah serapahi kemapanan. Lalu kita yang diam saja menyaksikannya, tidak salah kalau kemudian dianggap dungu. Mau?

(Oleh: Dahono Prasetyo) ***

Berita Terkait