DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

3 Faktor Utama Penyebab Kualitas Udara di Jakarta Memburuk, Ini Kata Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya

image
Ilustrasi, 3 Faktor Utama Kualitas Udara di Jakarta semakin memburuk

ORBITINDONESIA.COM- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengungkap penyebab utama pencemaran udara di Jakarta semakin memburuk.

Siti Nurbaya menyebut, ada tiga faktor utama yang kini menjadi sorotan pemerintah pusat, menanggapi semakin buruknya kualitas udara di Jakarta.

Pertama, kata Siti Nurbaya, faktor pertama yang tidak bisa dipungkiri yakni berasal dari kendaraan yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM).

Baca Juga: Ketika Presiden Jokowi Batuk Selama Tiga Pekan Lebih, Diduga Kuat Akibat Kualitas Udara di Jakarta Memburuk

“Catatan kami per 2022 itu ada 24,5 juta kendaraan dan 19,2 juta lebih itu sepeda motor,” kata Siti Nurbaya dikutip dari PMJ News, Selasa 15 Agustus 2023.

Meski begitu, Siti mengaku mendapat arahan dari Jokowi untuk tetap melakukan pengecekan dan evaluasi terhadap sumbangsih industri terhadap kualitas udara di wilayah Jabodetabek.

Menurutnya, ke depan akan dirumuskan standar-standar yang harus dikeluarkan berkenaan standarisasi cerobong industri.

Baca Juga: Hasil BRI Liga 1, Gol Debut Pemain RANS Zidane Affandi Buat Arema Makin Terbenam di Dasar Klasemen

Selain itu, Siti Nurbaya juga angkat bicara berkaitan dengan pencemaran udara yang disebabkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Belakangan sejumlah aktivis lingkungan juga menyoroti dugaan polusi udara disebabkan oleh PLTU Suralaya.

Polusi itu tidak hanya membuat masyarakat sesak nafas, tapi juga membuat anak anak khususnya mengalami gatal gatal.

Baca Juga: Teori, Pertemuan Luffy dan Shanks di Manga One Piece akan segera Terjadi di Pulau Elbaf setelah Arc Egghead

Kendati demikian, Siti Nurbaya membantah hal tersebut.

“Hasil analisis uapnya itu pencemarannya dia bergeraknya tidak ke arah Jakarta tetapi asapnya ke arah Selat Sunda, tetapi memang ada pembangkit individual kecil yang tersebar dan arahan Bapak Presiden untuk didalami,” ujarnya.

“Jadi, batu bara yang berpengaruh ke Jakarta tidak sampai satu persen,” katanya.***

Berita Terkait