DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Muhamad Isnur: Aspirasi Para Korban Tragedi Kanjuruhan Adalah Usut Tuntas Kasus Ini

image
Muhamad Isnur dari YLBHI tentang tragedi Kanjuruhan

ORBITINDONESIA - Para korban tragedi Kanjuruhan umumnya butuh waktu untuk pemulihan, sebelum bisa memberi keterangan secara utuh. Namun secara umum, aspirasi mereka adalah kasus ini harus diusut tuntas

Hal itu diungkapkan Muhamad Isnur, Ketua Umum Pengurus YLBHI, dalam Webinar bertema Luka dan Duka Kanjuruhan di Jakarta, Kamis malam, 13 Oktober 2022.

Webinar tentang Kanjuruhan itu diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai Denny JA. Pemandu diskusi adalah Anick HT dan Amelia Fitriani.

Baca Juga: Akhirnya, PSSI Minta Maaf Soal Kanjuruhan

Muhamad Isnur juga mengungkapkan, orang-orang yang punya foto atau video tentang tragedi Kanjuruhan itu kini banyak yang ketakutan. Pasalnya, mereka merasa diteror dan diburu.

Para suporter juga sangat marah, karena narasi yang berkembang adalah justru mereka yang disalahkan.

Misalnya, ada isu bahwa suporter mengonsumsi miras. “Mereka merasa sudah jatuh, masih diinjak-injak pula,” ujar Isnur.

Para pejabat melakukan penyangkalan dan saling lempar tanggung jawan. Para korban merasa tidak kuat dan nyari kehilangan harapan.

Baca Juga: Rusia dan Ukraina Dipastikan Hadiri KTT G20 di Bali

“Ada ide jika negara dianggap tidak serius, akan dilakukan upaya hukum,” tegas Isnur.

Sementara itu, peserta webinar Chappy Hakim berkomentar, apa yang terjadi di Kanjuruhan hanyalah puncak dari gunung es besar ketidakpatuhan pada aturan dan ketiadaan disiplin pada bangsa ini.

“Lihat saja pelanggaran yang seenaknya dilakukan orang di jalan raya,” cetus Chappy.

Mantan KSAU ini menekankan bagaimana meningkatkan disiplin bangsa yang sangat lemah. Tinggal tunggu situasi matang, kasus semacam Kanjuruhan bisa terjadi lagi.

Baca Juga: Bukan Main! Tom Cruise Bakal Jadi Warga Sipil Pertama yang Syuting Film di Luar Angkasa

Satria dari Satupena Riau menyatakan, yang paling parah bukan soal kematian di Kanjuruhan, tapi matinya empati. Bangsa ini sudah kehilangan rasa malu dan rasa tanggung jawab.

“Coba lihat contoh di luar negeri, pemimpin Jepang mundur jika merasa bersalah,” ungkapnya.

“Sampai 2 minggu sesudah kejadian, yang harusnya bertanggung jawab masih cari kambing hitam. Kejadian Kanjuruhan ini dalam bentuk lain masih bisa terjadi lagi,” Satria mengingatkan.***

Berita Terkait