DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Gempa Turki dan Suriah Terparah Sejak 1999, AS Siap Kirim Bantuan

image
Ilustrasi gempa Turki dan Suriah.

ORBITINDONESIA - Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan 45 negara telah menawarkan untuk membantu upaya pencarian dan penyelamatan korban gempa Turki dan Suriah. Termasuk Amerika Serikat (AS).

Pemerintah AS menyatakan sangat prihatin tentang gempa Turki dan Suriah yang terjadi Senin, 6 Februari 2023 tersebut.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

"AS terus mengikuti peristiwa (gempa Turki dan Suriah) dengan cermat," kata penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan di Twitter.

Baca Juga: Alhamdulillah, KBRI Ankara Klaim Tidak Ada Korban WNI dari Gempa Turki Magnitudo7,4

"Kami siap memberikan bantuan apa pun dan semua yang dibutuhkan," sambungnya.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Survei Geologi AS mengatakan gempa bumi tersebut terjadi di kedalaman 17,9 km. Ini melaporkan serangkaian gempa bumi, salah satunya berkekuatan 6,7.

Wilayah ini melintasi garis patahan seismik.

"Kombinasi kekuatan besar dan kedalaman yang dangkal membuat gempa ini sangat merusak," kata Mohammad Kashani, Associate Professor Teknik Struktural dan Gempa di University of Southampton dilansir dari Reuters.

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Baca Juga: Kesaksian Korban Gempa Turki dan Suriah 6 Februari 2023: Hari Ini Seperti Kiamat

Itu adalah gempa paling parah di Turki sejak 1999, ketika salah satu gempa berkekuatan serupa menghancurkan Izmit dan wilayah Laut Marmara timur yang berpenduduk padat di dekat Istanbul, menewaskan lebih dari 17.000 orang.

Getaran dirasakan di ibu kota Turki, Ankara, 460 km (286 mil) barat laut pusat gempa, dan hingga Siprus.***

Berita Terkait