DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Profil Salman Rushdie, Penulis Ayat Ayat Setan yang Tewas Ditikam di AS 12 Agustus 2022

image
Salman Rushdie penulis Ayat Ayat Setan, ini profilnya.

ORBITINDONESIA - Penulis novel berjudul Ayat Ayat Setan, Salman Rushdie tewas pada Jumat, 12 Agustus 2022.

Salman Rushdie tewas setelah mendapat tikaman di bagian leher oleh orang tidak dikenal saat mengisi seminar di New York, Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Liga Inggris: Sheffield United Jadi Tim Pertama yang Terdegradasi

Semasa hidup, Salman Rushdie merupakan sosok yang kontroversial, khususnya di kalangan umat Islam di dunia, termasuk di Indonesia.

Baca Juga: Adian Napitupulu: Pernyataan Bernada Ancaman dari Ketum Projo Bisa Rusak Kualitas Proses Demokrasi

Dilansir dari Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul Profil Singkat Salman Rushdie Penulis Novel Ayat-Ayat Setan yang Kontroversial, Salman Rushdie juga banyak mendapat ancaman pembunuhan karena dianggap menistakan agama Islam dari Ayat Ayat Setan karyanya.

Baca Juga: Liga 1: Persib Bandung Pastikan Masuk ke Championship Series

Lalu siapa sang Novelis yang dikenal kontroversi dan mendapatkan ancaman pembunuhan sejak 1988 yang lalu? Simak profil singkat Salman Rushdie.

Baca Juga: Kabareskrim: Brigadir J Sempat Dipanggil Irjen Ferdy Sambo Masuk ke Rumah sebelum Ditembak

Profil Salman Rushdie

Baca Juga: Megawati Sampaikan Surat Amicus Curiae atau Sahabat Pengadilan ke Mahkamah Konstitusi: Semoga MK Bukan Ketok Palu Godam

Salman Rushdie lahir di Bombay (Sekarang Mumbai) India pada 1947. Sejak remaja, Salman Rushdie mendapatkan pendidikan skala Internasional karena berhasil masuk ke sebuah sekolah di Inggris.

Salman Rushdie mengawali karir sebagai penulis pada sebuah firma periklanan dengan menjadi penulis iklan.

Kemudian, dia beralih menjadi penulis fiksi dengan menerbitkan novel berjudul Grimus pada 1975.

Baca Juga: Presiden Jokowi Menikmati Libur Idulfitri Bersama Cucunya di Objek Wisata Satwa Deli Serdang

Novel keduanya yang berjudul Midnight’s Children sukses memenangi penghargaan sastra prestisius Booker Prize pada 1981.

Berkat kritik-kritik tajamnya dalam tulisan yang ia hasilkan, Salman Rushdie dikenal luas sebagai penulis post-kolonial dunia.

Baca Juga: Video Ungkapan Local Pride Markus Horison Tuai Kontrovesi, Netizen: Ini Nyindir Bukan Sih

Baca Juga: Todung Mulya Lubis: TPN Ganjar-Mahfud Minta Mahkamah Konstitusi Hadirkan Kapolri Dalam Sidang PHPU Pilpres

Tulisan Salman Rushdie dikenal lincah karena menggabungkan berbagai aspek, seperti politik modern, budaya pop, agama Islam, hingga kepercayaan.

Bahkan salah satu karyanya menjadi kontroversial dan menuai kemarahan umat muslim sedunia berjudul Ayat-Ayat Setan.

Ayat-Ayat Setan tentang Apa?

Baca Juga: Sidang Komite Disiplin PSSI: Persita Tangerang, Persebaya Surabaya, PSS Sleman Didenda Seratusan Juta

Novel berjudul Ayat-Ayat Setan merupakan sebuah epik realisme magis yang mencampurkan narasi realistik dengan elemen fantasi.

Novel tersebut dimulai dari pembajakan pesawat yang kemudian meledak di atas perairan Inggris.

Baca Juga: Denny JA: Peran Slamet Rahardjo, Pelestari Cagar Budaya Salatiga, Mirip Periwayat Epik Gilgamesh

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Ketika dua orang terjatuh dari pesawat tersebut, satu orang merubah menjadi Malaikat Jibril dan satu lagi menjadi Iblis.

Pengalaman dan visi mereka menjadi fokus utama dalam alur cerita novel berjudul Ayat-Ayat Setan.

Mengapa Ayat-Ayat Setan Sangat Kontroversial?

Baca Juga: DKI Jakarta Temukan Ratusan Penerima Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul tidak Sesuai Data

Novel Ayat-Ayat Setan dipenuhi dengan referensi mengenai Nabi Muhammad, Islam, dan Alqur’an.

Baca Juga: Susan M Weinschenk: Panduan Penting untuk Setiap Desainer dari Seorang Psikolog Perilaku

Beberapa referensi tersebut dinyatakan secara eksplisit tetapi ada juga yang dinyatakan secara implisit.

Baca Juga: Hasil Rapat Rekapitulasi, KPU RI Sahkan Prabowo-Gibran Unggul di Kalimantan Barat

Kontroversi dimulai ketika Ayatollah Khoeimini Imam besar Shiah dari Iran mengutuk novel tersebut sebagai tulisan yang penuh dengan penistaan terhadap simbol-simbol Islam.

Khoemini bahkan mengeluarkan fatwa halalnya darah Salman Rushdie hingga terjadi tragedi pembunuhan terhadap penerjemah Novel tersebut ke dalam bahasa Jepang pada 1991.

Baca Juga: Ini Daftar 30 Boyband yang Masuk ke Dalam Peringkat Reputasi Brand yang Dirilis Bulan ini, BTS Nomor 1

Baca Juga: KBRI Tokyo Kawal Penanganan 20 Warga Indonesia Anak Buah Kapal Jepang Fukuei-Maru yang Kandas di Izu

Beberapa toko yang menjual novel tersebut bahkan tercatat jadi target pengeboman, perusakan, hingga vandalisme.*** (Asahat Edi Rediko PS/Pikiran-Rakyat.com)

Berita Terkait