DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Apa Itu Kristen Muhammadiyah yang Viral di Media Sosial, Simak Penjelasan Lengkapnya Agar Tidak Salah Paham

image
Peluncuran dan bedah buku Kristen Muhammadiyah (KrisMuha).

ORBITINDONESIA.COM - Istilah Kristen Muhammadiyah atau KrisMuha viral setelah peluncuran buku “Kristen Muhammadiyah: Mengelola Pluralitas Agama dalam Pendidikan" karya Abdul Mu’ti dan Fajar Riza Ulhaq yang dilakukan beberapa waktu lalu.

Istilah Kristen Muhammadiyah di dalam buku tersebut muncul berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Abdul Mu’ti dan Fajar Riza Ulhaq.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Buku yang memuat istilah Kristen Muhammadiyah itu memberikan penjelasan sosiologis bagaimana institusi pendidikan Muhammadiyah konsisten membangun kohabitasi masyarakat yang majemuk tanpa kehilangan identitas masing-masing.

Baca Juga: Banyak Kecelakaan, Gubernur Jabar Ridwan Kamil Mulai Garap Tol Khusus Tambang, Ini Wilayah yang Dilalui

KrisMuha ini merujuk pada orang Kristen yang menjadi simpatisan Muhammadiyah.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Dilansir OrbitIndonesia.com dari muhammadiyah.or.id pada Selasa, 30 Mei 2023, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti menanggapi ramainya perbincangan tentang istilah tersebut.

Abdul Mu’ti menegaskan bahwa KrisMuha merupakan varian sosiologis, bukan teologis.

Baca Juga: Piala Dunia U20: Amerika Serikat dan Israel Melaju ke Perempat Final

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Istilah yang merujuk pada kedekatan antara warga Kristen dan Gerakan Muhammadiyah dan bukanlah sebuah penggabungan akidah Muhammadiyah dengan Agama Kristen.

"Kristen Muhammadiyah merupakan varian sosiologis yang menggambarkan para pemeluk Agama Kristen atau Katolik yang bersimpati dan memiliki kedekatan dengan Muhammadiyah," ucap Abdul Mu'ti.

Abdul Mu’ti pun menjelaskan bahwa KrisMuha bukanlah anggota resmi Muhammadiyah, mereka tetap teguh berpegang pada nilai-nilai dan keyakinan Kristen.

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

Baca Juga: Sastri Bakry: Anugerah Penyair Prolifik

Dengan begitu, jelas bahwa ini bukanlah penggabungan teologis antara Muhammadiyah dan Kristen, melainkan simpatisan Muhammadiyah dari orang orang yang beragama Kristen.

Kedekatan KrisMuha ini tidak benar jika dikatakan sebagai bentuk campur aduk ajaran agama Kristen dengan Islam (Muhammadiyah).

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

Kedekatan ini karena pengalaman interaksi dengan warga dan pemahaman atas Muhammadiyah selama menuntut ilmu di sekolah atau Lembaga Pendidikan Muhammadiyah.

Baca Juga: Lakukan 5 Hal Ini Agar Memiliki Karakter yang Bersifat Optimistis saat Menghadapi Masalah

Muhammadiyah dikatakan oleh Abdul Mu’ti menyebar ke segala area dimana Islam menjadi minoritas.

Baca Juga: Dugaan Operasi Tangkap Tangan Gubernur Abdul Gani Kasuba, KPK Gelandang 3 Pejabat Maluku Utara ke Jakarta

Hal ini menunjukan konsistensi Muhammadiyah dalam sosial kemasyarakatan yang berhasil membangun kerukunan antarumat beragama dalam persatuan bangsa.

Abdul Mu’ti yang juga sebagai guru besar Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah ini menegaskan bahwa sesuai UU no. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, umat Kristen atau Katolik tetap memeluk agamanya selama belajar di sekolah/Lembaga Pendidikan Muhammadiyah.

Baca Juga: Thailand Open 2023: Leo dan Daniel Jalani Derbi Merah Putih dengan Tidak Sempurna

Baca Juga: BMKG: Hujan Lebat Berpotensi Turun di Beberapa Kota

Mereka tetap mendapatkan pendidikan agama Kristen/Katolik yang diajarkan oleh pendidik Agama Kristen/Katolik.

Kemudian Ketua LKKS PP Muhammadiyah, Fajar Riza Ulhaq, dalam bukunya Abdul Mu’ti menggambarkan situasi toleransi di daerah-daerah terpencil di Indonesia, terutama di daerah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal)

Daerah 3 T tersebut seperti Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT); Serui, Papua; dan Putussibau, Kalimantan Barat (Kalbar).

Baca Juga: Peringati Hari Bela Negara, Ibnu Chuldun: Bersatu dan Berkontribusi untuk Indonesia Maju

Baca Juga: Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 dalam Memori Orang Indonesia Modern

Sebagaimana menurut Abdul Mu’ti, Fajar Riza juga menjelaskan bahwa Krismuha murni muncul dari adanya interaksi yang intens antara siswa-siswi muslim dan Kristen dalam lingkungan pendidikan di sekolah-sekolah Muhammadiyah.***

Dapatkan informasi menarik lainnya dari ORBITINDONESIA.COM di Google News.

Berita Terkait