Sedikit Pemahaman tentang Korupsi dan Beberapa Contohnya

ORBITINDONESIA.COM - Apa itu korupsi? Karena tidak paham, banyak perilaku korupsi yang sebetulnya kita lakukan sehari-hari karena dianggap biasa.

Contoh korupsi pertama: Seorang polisi membantu kasus Tuan A yang kehilangan mobil.
Tuan A dibantu secara profesional, benar-benar sesuai prosedur. Mobil Tuan A kembali, pencuri dihukum.

Karena sudah dibantu, Tuan A memberi amplop ke polisi ini dengan ihklas.
Sama sekali ia tidak berniat menyuap atau mendorong si polisi untuk korupsi. Ini benar-benar rasa terima kasih yang tulus.

Baca Juga: Premier League Resmi Larang Pembelian Klub Pakai Dana Utang Penuh, MU Kian Dekat dengan Sheikh Jassim

Bolehkah si Polisi menerima amplop itu? Tidak boleh! Nah, jika dalam kasus ini saja tidak boleh, apalagi jika polisi malah benar-benar meminta uang, meminta pelicin, atau malah membela penjahat gara-gara dibayar.

Contoh kedua: Seorang guru, mengajar dengan profesional. Ia sungguh peduli dan sayang ke anak didiknya. Anak-anak ini jadi pintar.

Orang tua murid, karena melihat anaknya pintar, dia memberi amplop ke guru tersebut. Karena dia betul-betul ihklas dan berterima kasih.

Bolehkah guru itu mengambil amplopnya. Jawabannya: Tidak!

Baca Juga: Indonesia Open 2023: Langkah Fajar Rian Terhenti oleh Ganda India

Wah, jangan coba-coba Anda mencari pembenaran. Kecuali jika murid ini telah lulus, alumni, dan tidak ada sangkut pautnya lagi. Jika murid ini masih sekolah di sana, masih ada adik-adiknya, NO!

Apalagi jika kepala sekolah, rektor, malah minta duit agar menerima anak/mahasiswa baru. Itu benar-benar super korup. Guru-guru yang mencari obyekan, bisnis ke murid-muridnya, Tidak! 

Contoh ketiga: Seorang jenderal militer bertugas di suatu daerah. Dia benar-benar menjaga daerah itu aman. Ia ramah, bersahabat dengan siapapun.

Seorang pengusaha merasa aman dan senang. Bisnis lancar karena kondisi daerah itu aman. Maka si pengusaha memberi amplop ke jenderal ini, memberi peluang bisnis buat si jenderal, memberi bisnis ke anak-anak jenderal, dan lain-lain. Bolehkah?

Baca Juga: Inilah Politikus PDIP yang Maju Caleg dari Sulawesi Utara, Rio Dondokambey Nomor Urut 1 Wenny Lumentut Nomor 2

Wah, kalau Anda bilang boleh diambil, berarti inilah realitas parah di negeri ini. Meski si jenderal ini punya seribu pembenaran, sorry, itu tidak boleh secara moral, etika dan prinsip!

Karena hanya soal waktu, mulailah kepentingan lain lalu berdatangan. Berhentilah membual dan mengaku bahwa itu tulus, dzan lain-lain.

Dari tiga kasus ini, paham sekarang apa itu korupsi? Terserah Anda kalau masih ngotot. Toh, itu menunjukkan kualitas Anda sebenarnya. Hati nurani tidak bisa ditipu, saudaraku.

Baca Juga: Polres Metro Jakarta Pusat Gagalkan Peredaran 20 Kilogram Narkoba Pasokan dari Aceh

Maka, semoga kalian benar-benar mau menjaga diri sendiri dan keluarga dari perilaku tersebut. Serius, saudaraku, nilai dunia ini cuma ibarat sayap lalat saja.

Di kitab suci dikabarkan bahwa Qarun yang kayanya bukan main, telah dilupakan. Sedih sekali melihat orang menggunakan segala cara untuk kaya raya. Sampai sebegitunya. ***