DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Mengerikan Dampak Polusi Udara Bisa Tingkatkan Serangan Jantung 4,5 Persen, Simak Penjelasan Menurut Profesor

image
Jakarta tercatat menjadi kota dengan kualitas oksigen dan polusi udara terburuk di dunia dengan nilai indeks 168 atau masuk kategori tidak sehat. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/nym/pri.

????
ORBITINDONESIA- Dalam sorotan kali ini, peringatan tentang dampak mengerikan polusi udara muncul sebagai peningkatan potensi serangan jantung sebanyak 4,5 persen.
 
Profesor yang ahli dalam bidang ini memberikan penjelasan mendalam mengenai hubungan yang mengkhawatirkan antara polusi udara dengan kualitas oksigen yang buruk dan risiko kesehatan kardiovaskular.
 
Temuan ini mengajukan pertanyaan kritis tentang perlunya tindakan yang lebih kuat dalam mengatasi masalah polusi udara Jakarta.
 
Guru besar Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI Prof. Agus Dwi Susanto mengatakan selain masalah pernapasan hingga Infeksi Saluran Pernapadan Akut (ISPA), ada dampak lain setiap peningkatan partikel polusi udara yang memengaruhi tubuh.

Salah satunya akan meningkatkan terjadinya serangan jantung sebesar 4,5 persen selain penyakit paru-paru.

"Setiap peningkatan partikel 10 mikrogram akan meningkatkan mortalitas jantung dan serangan jantung empat setengah persen," kata Agus di Jakarta, Selasa.
Baca Juga: Pecundangi Tim Tamu, Persis Solo Kirim Persib Bandung ke Zona Degradasi BRI Liga 1

Ia mengatakan masalah kardiovaskular atau jantung muncul setelah masalah pada pernapasan akibat paparan polusi udara.

Polutan dapat masuk melalui alveoli dan segera mengalir masuk ke pembuluh darah yang menyebabkan terjadinya inflamasi sistemik pada jantung.
 
Hal ini menyebabkan terjadinya gangguan pada vaskuler yang berhubungan dengan risiko terjadinya hipertensi, disfungsi endothel dan terjadinya penyakit jantung.
Baca Juga: Sinopsis Film Baby Driver Melaju Menggelegar dengan Harmoni Musikal di Setiap Jalanan Tayang di Bioskop Trans

Selain serangan jantung, Agus mengatakan polutan juga memberi dampak 7 kali lipat lebih besar pada stroke secara umum.
 
Ia mengatakan hampir 47 persen penyakit datang dari paparan polusi udara.

"Tapi ini seringkali diremehkan. Hampir 47 persen penyakit datang karena polusi sehingga harus mendapatkan perhatian," ujar Agus.

Lebih lanjut, dokter yang juga tergabung dalam organisasi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) itu mengatakan, polusi udara juga berdampak terhadap terhambatnya pertumbuhan kognitif anak di usia dua tahun hingga usia sekolah.
Baca Juga: MA Anulir Vonis Hukuman Ferdy Sambo CS: Inilah Daftar Putusan Mereka yang Terbaru, Ringan Banget

Polusi udara, dikatakan Agus, bisa menembus ke otak yang bisa menyebabkan peradangan dan berdampak pada kognitif anak-anak yang masih dalam proses pertumbuhan.
 
Diperkirakan, 2 miliar anak di seluruh dunia terdampak dari polusi udara yang menyebabkan dampak pada perkembangan kognitif mereka.

"Riset menunjukkan peningkatan polutan berkaitan dengan tingkat intelegensi dan intelektual lebih rendah pada anak-anak di bawah usia 2 tahun maupun usia sekolah," lanjut Agus.

Baca Juga: Tidak Hanya Ferdy Sambo, MA Juga Sunat Hukuman Kuat Ma'ruf, Putri Candrawathi, dan Ricky Rizal
Tak hanya menghambat perkembangan kognitif, paparan polusi udara terutama di daerah polutan tinggi dapat menyebabkan anak lahir stunting.

Hal ini karena polutan akan memberikan gangguan pada sistem sirkulasi, di mana sistem sirkulasi tersebut membawa oksigen dalam darah hingga otak.
 
Ketika sirkulasi membawa oksigen lebih rendah, anak akan kekurangan oksigen secara defisit minor dan dalam jangka panjang pertumbuhannya akan menjadi lebih lambat.
Baca Juga: Mahkamah Agung Sunat Hukuman Ferdy Sambo Jadi Penjara Seumur Hidup, Dua Majelis Ngotot Tetap Jatuhi Vonis Mati

Stunting pada anak yang terpapar dari polutan itu risikonya dua kali lipat lebih tinggi menurut Agus.

Agus mengatakan setiap lapisan masyarakat harus berperan aktif dalam mengurangi polusi dengan cara beralih dari kendaraan pribadi ke moda transportasi dan tidak membakar sampah sembarangan.

Selain itu jika berada di daerah tinggi polutan kurangi aktivitas di luar ruangan, selalu memantau kualitas udara secara real time dan gunakan masker N95 atau masker bedah untuk menyaring polutan masuk ke jalur pernapasan.
Baca Juga: Chef Renatta Turut Komentari Kualitas Oksigen Dampak Polusi Udara Jakarta Tidak Sehat Diatas Ambang Normal

"Masker sangat berperan karena langkah pencegahan utama. Masker atau respirator yang terbaik adalah N95, meskipun bisa juga pakai masker bedah ataupun masker kain dan ternyata dampaknya bagus pada pernapasan," katanya.

Ia juga menyarankan untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat, istirahat cukup, makan makanan bergizi serta tidak merokok.
 
Jika muncul gejala akibat polusi udara segera deteksi dini dan bawa ke rumah sakit bila terjadi perburukan.***

Berita Terkait