DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Arab Saudi, Negeri yang Tergila tentang Investasi

image
Mohammed bin Salman sang Putra Mahkota Arab Saudi yang tegas.

ORBITINDONESIA.COM - Arab Saudi adalah negara tergila investasi. Sudah cukup rasanya membangun kota fututistik The Line membuat dunia geleng-geleng kepala.

Ditambah lagi Arab Saudi akan membangun Mukaab, kota mirip Kabah dengan investasi wow. Itu investasi infrastruktur. Ternyata di bidang olahraga tak kalah gilanya.

Apa yang dilakukan Putra Mahkota Arab Saudi, ingin menggusur kepopuleran Liga Eropa. Liga Inggris, Perancis, Spanyol, Italia, Jerman mau digusur diganti dengan Liga Profesional Arab Saudi. Gila, bukan?

Baca Juga: Usman Kansong Mencari Buku Spinoza tentang Konsep Tuhan yang Dianut Einstein

Baca Juga: 7 Fakta Menarik Penangkapan Nur Utami, Pelaku Jaringan Narkotika Fredy Pratama, Doyan Flexing di Medsos

Sebagai langkah awal upaya gila itu, lewat Public Invesment Fund (PIF) milik Mohammed Bin Salman (MBS), ia mengakuisisi empat klub ternama Arab Saudi, yakni Al Nassar, Al Ittihad, Al Hilal, dan Al Ahli.

Saham MBS di empat klub itu 75 persen. Sisanya milik yayasan klub itu sendiri. Dengan saham besar ini, MBS suka-suka mau beli pemain. Mau berapa pun harganya di-iya-kan saja.

Baca Juga: Yang Tercecer di Era Kemerdekaan (5): Luka Itu Dia Bawa Sampai Mati

Contoh, pemain top dunia, Christiano Ronaldo lewat klub Al Nasser ia beli dengan nilai kontrak Rp 3,3 triliun per musim. Semenit saja ia main digaji Rp 6,8 juta. Gaji sebegitu untuk saya bisa langsung jadi sultan, hehehe.

Sadio Mane dibeli dari klub Bayer Munchen dengan nilai kontrak Rp 750 miliar per musim. Ia berduet dengan CR7 di lini depan Al Nasser. Lalu ada, Neymar dibeli dari klub elit Liga Prancis, PSG dengan nilai kontrak 1,3 triliun. Ia memperkuat al Hilal.

Baca Juga: PROFIL LENGKAP Nur Utami, Selebgram Tersangka Kasus TPPU Jaringan Narkotika Fredy Pratama dan Akun Medsosnya

Baca Juga: Menteri PUPR Basuki Hadimuljono: Progres Rumah Dinas 36 Menteri di IKN Capai 87 Persen dan Selesai Juli 2024

Ada lagi Karim Benzema dibeli dari Real Madrid dengan nilai kontrak Rp 3,1 triliun. Benzema dibeli oleh klub al Ittihad. Banyak lagi pemain top dunia yang diboyong MBS untuk merumput di negaranya.

Dengan duit tak berseri, MBS benar-benar ingin menggusur kepopuleran liga-liga Eropa. Arab Saudi pun tak hanya terkenal dengan minyak, Kabah, Madinah, melainkan dengan sepakbolanya juga.

Di Piala Dunia, negeri beribukota Riyadh ini selalu langganan. Kalau Timnas ketemu Arab Saudi, ada rasa ciut nyali.

Baca Juga: Pilkada Jakarta, Hasto Kristiyanto: PDI Perjuangan Cermati Figur Ahok dan Anies Baswedan

Luar biasa MBS dalam upayanya mewujudkan visi Saudi 2030. Investasinya bukan kaleng-kaleng. Mega proyek yang diwujudkan MBS tak ada satu pun didemo oleh rakyatnya. Lha..iyalah. Investasi di proyek The Line dan Mukaab itu gurun, tak ada manusianya.

Baca Juga: Viral Beredar Video Keributan Antar Warga di Kapetakan Cirebon Jalan Pantura Ditutup, Ternyata Ini Penyebabnya

Benar, tak ada yang digusur di situ. Jangan lupa proyek perluasan Masjidil Haram tak kalah besarnya. Banyak situs-situs bersejarah terpaksa diratakan. Bahkan, ada masjid juga digusur. Tak ada yang protes, tak ada demo. Memang berani? Bisa kepala melayang taruhannya.

Baca Juga: Menag Yaqut Cholil Qoumas Bertolak ke Arab Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Haji di Tanah Suci

Nah, itu dia jawabannya. Arab Saudi negara menganut monarki absolut. Raja adalah penguasa tunggal. Tak boleh ada menentang keinginan raja. Mengkritik kerajaan lewat mimbar khutbah Jumat saja bisa ditangkap.

Jangan coba-coba mengkritik kerajaan, nyawa bisa melayang. Ingat tidak kasus wartawan Jamal Khashoggi yang suka mengkritik negaranya. Ia dibunuh dengan cara keji di Turki. Tubuhnya itu direndam air keras, sehingga tersisa tulang saja.

Pembunuhan wartawan tersadis. Bukti cukup mengarah ke MBS. Tapi, dengan power yang dimiliki MBS, Turki dan Amerika yang benafsu menyeret kasus itu, hilang ditelan bumi. MBS tetap santai. Itu wajah negara monarki absolut ya. Tak boleh ada menghalangi investasi. Tak boleh ada kritik, apalagi demo.

Baca Juga: test

(Oleh: Rosadi Jamani, Satupena Kalbar) ***

Berita Terkait