DECEMBER 9, 2022
Buku

Usman Kansong Mencari Buku Spinoza tentang Konsep Tuhan yang Dianut Einstein

image
Filsuf Baruch Spinoza (Foto: Marxist.com)

ORBITINDONESIA.COM - "Selamat Mudik, Selamat Piknik, Tuhan Ada di Kampung, di Gunung, di Hutan, di Laut, di Pantai, di Danau." Status seorang teman di laman Facebooknya yang mengisahkan Tuhannya Spinoza beberapa waktu lalu sangat menarik perhatian saya.

Enstein pernah ditanya, apakah dia percaya Tuhan. Fisikawan penemu teori relativitas itu menjawab dia percaya Tuhannya Spinoza. Kawan tersebut memaparkan panjang dikali lebar terjemahan bebas pernyataan Spinoza tentang Tuhan.

Begitu tertariknya pada Tuhannya Spinoza sampai-sampai saya mencari buku yang mungkin menjadi rujukan Tuhannya Spinoza melalui mesin pencari. Namun, saya gagal menemukannya.

Baca Juga: Usman Kansong: UMKM Papua Memasuki Era Teknologi Digital

Februari 2024, ketika berkunjung ke Slovenia, saya melihat buku Spinoza berjudul "Etika" di satu toko buku bekas. Saya pikir buku itu berisi pemikiran Spinoza tentang etika atau moral dalam pengertian umum. Saya bermaksud membelinya, tetapi urung, karena buku itu dalam bahasa Slovenia.

Buku seringkali menemukan jalan ke pembacanya. Buku "Spinoza's Ethics" menemukan saya di toko buku PageOne, Beijing, ketika saya berkunjung ke sana pada Maret 2024. Saya menduga buku dalam bahasa Inggris ini serupa dengan buku Etika dalam bahasa Slovenia. Tanpa pikir panjang, saya membelinya. Ternyata buku ini berisi filsafat ketuhanan menurut Spinoza.

Di pengantar disebutkan Spinoza terlahir sebagai Baruch Spinoza pada 1632. Dia anak imigran Yahudi Portugis yang tumbuh dalam komunitas Yahudi Belanda tempat dia terusir pada 1656 dan tak pernah kembali.

Baca Juga: Usman Kansong: Hannah Arendt Platz dan Hannah Arendt StraBer

Sejak itu dia menggunakan nama Benedict, versi Latin "Baruck" yang berarti 'diberkati,' yang diasosiasikan dengan Kristen tanpa sekte, tetapi ditolak bergabung di gereja mana pun.

Saya tidak menemukan di buku Spinoza's Ethics pernyataan atau pemikiran panjang lebar Spinoza tentang Tuhan sebagaimana ditulis kawan tadi di laman Facebooknya. Akan tetapi saya menemukan dasar-dasarnya di buku tersebut.

Dikatakan Spinoza menulis Tuhan berkata: 'Rumahku adalah gunung-gunung, hutan, sungai, pantai yg indah, lautan yg luas dan danau-danau. Di sanalah Aku berada dan mengungkapkan rasa cintaku kepada kalian!'

Baca Juga: Usman Kansong: Toko Buku Terakhir

Ini sejalan dengan paham panenteisme (panentheism) yang dianut Spinoza. Buku Spinoza's Ethics membahas panenteisme Spinoza. Panenteism mengatakan 'semua ada di Tuhan' atau 'Tuhan ada di semua.'

Ini berbeda dengan panteisme (pantheism) yang mengatakan 'Tuhan adalah semua' atau 'Tuhan identik dengan semua' (manunggaling kawula gusti).

Dikatakan pula Spinoza menulis bahwa Tuhan berkata: 'Berhentilah berusaha mengatur Aku dengan doamu seakan-akan Aku tidak tahu apa yg harus Aku kerjakan!

Baca Juga: Usman Kansong: Kalau Ada Orang Mendadak Baik, Berarti Dia Kandidat

Apakah kalian akan terus berusaha mengajari Aku untuk menunaikan tugas-Ku?

Di buku Spinoza's Ethics, Spinoza dalam proposisinya mengatakan: Tuhan menciptakan segala sesuatu bukan atas perintah yang lain, melainkan atas kehendak-Nya sendiri. Menurut Spinoza mengajari atau mengatur Tuhan (melalui doa) serupa mengabaikan kesempurnaan dan ketidakterbatasan-Nya.

Jadi, selamat mudik, selamat piknik, Tuhan ada di jalan tol, di rest area, di jalan arteri, di kemacetan, di kampung, di orangtua kita dan sanak kerabat, di hutan, di gunung, di pantai, di laut, di danau.

Baca Juga: Usman Kansong: Jurnalisme Islam yang Tak Selesai Selesai

Bila berkenan, mari renungkan pemikiran Spinoza tentang Tuhannya di bawah ini dalam perjalanan mudik dan piknik. Maaf kalau kepanjangan.

Spinoza menulis bahwa Tuhan mengatakan:

Berhentilah berdoa dan memohon kepada-Ku!

Baca Juga: Usman Kansong: Di NTT Ada Pesantren yang Pengajarnya Pater dan Suster

Apa yg aku inginkan kamu wahai manusia lakukan adalah keluarlah!

Nikmatilah hidupmu (dg tanggung jawab), Aku inginkan kalian menyanyi, menari, berolah raga, bermain musik dan bersenang-senanglah atas semua karunia yg telah aku berikan kepadamu.

Berhentilah pergi ke tempat gelap itu (kuil-kuil penyembahan) yg kalian bangun sendiri dan kalian katakan bahwa ini rumahku. Rumah Tuhan?

Rumah-Ku adalah gunung-gunung, hutan, sungai, pantai indah, lautan luas dan danau-danau. Di sanalah Aku berada dan mengungkapkan rasa cintaku kepada kalian!

Berhentilah menyalahkan Aku, Tuhanmu, atas kehidupanmu yang merana; Aku tidak pernah menyalahkan kamu, atau menganggap kamu orang-orang penuh dosa, atau mengatakan bahwa rasa cintamu adalah kejahatan. Cinta adalah berkah sebagai cara mengungkapkan kepedulianmu kepada yang lain.

Jangan lagi salahkan Aku atas semua kepercayaan dan apa-apa yang telah ditanamkan kepadamu!

Berhentilah menyebarkan buku-buku yang engkau tulis sendiri sebagai kata-kata-Ku, jangan lagi kau katakan itu sebagai barang suci bagi yang lain. Itu semua tidak ada kaitannya dengan-Ku,

Bila engkau ingin mendengar perkataan-Ku, lihatlah dia dalam sinar pagi yang indah, lihatlah dia sebagai bentangan alam luas, lihatlah dia dalam hembusan angin sejuk, rasakanlah dia dalam keindahan keheningan yang damai, dengarkanlah gemerisik daun yang menenangkan, lihatlah dalam cahaya mata teman-teman, sanak kerabat, dan anak-anakmu!

Satu kepastian adalah kamu tidak akan menemukan Aku di dalam bukumu.

Berhentilah berusaha mengatur aku dengan doamu seakan-akan Aku tidak tahu apa yg harus aku kerjakan!

“Apakah kalian akan terus berusaha mengajari-Ku untuk menunaikan tugas-Ku?”

Berhentilah ketakutan apalagi terus menyebarkan rasa takut kepada Ku!

Aku tidak pernah menuduh, mengkritik atau marah kepadamu. Aku tidak peduli dengan itu semua, Aku adalah “Rasa Cinta yg Murni”

Berhentilah melakukan kesalahan, menganiaya manusia lain dan meminta ampun kepada-Ku.

Berhentilah memohon ampunan secara terus menerus kepada-Ku, tidak ada yang perlu aku maafkan. Aku telah menciptakanmu dengan semua keterbatasan, semua perasaan, kegembiraan, kebutuhan, keraguan dan …. Kehendak bebas.

Bagaimana Aku akan menyalahkanmu atas segala apa-apa yang telah aku ciptakan dan berada di dalam dirimu?

Apakah kalian pikir Aku akan menciptakan tempat untuk membakar semua ciptaan yang Aku cintai untuk selama-lamanya?

Hanya karena mereka tergelincir dan mengikuti apa-apa yang telah aku tanamkan dalam dirinya? Membakar mereka untuk selama-lamanya? Kalau memang begitu, Tuhan macam apa Aku ini?

"Hargailah teman-teman dan sanak kerabatMu. Jangan pernah melakukan apa-apa yg engkau tidak ingin orang lain melakukannya kepadamu!"

Satu-satunya yang Aku inginkan adalah: perhatikan hidupmu, dengarkan bisikan nuranimu! Lewat situlah Aku memberi petunjuk!

Ciptaan yang Aku kasihi, hidup ini bukan ujian, bukan jalan setapak, bukan sebuah drama, dan bukanlah jalan awal agar masuk surga. Hidup ini adalah satu-satunya, di sini, saat ini dan itulah yg sesungguhnya kalian perlukan.

Aku telah memberikan kebebasan sepenuhnya kepadamu, tidak ada hadiah atau hukuman, tidak ada dosa maupun pahala, tidak ada orang yg sudah ditandai sebagai ahli surga atau ahli neraka. Nikmatilah, bersyukurlah dan lakukanlah yang terbaik.

Dengan kehidupan ini, kalian sepenuhnya bebas untuk “menciptakan” suurga ataupun neraka kalian sendiri.

Kalian sepenuhnya bebas menciptakan suurga maupun neraka kalian sendiri.

Aku tidak ingin memberi tahu kalian, apakah kehidupan sesudah mati itu ada atau tidak, tetapi, biarlah aku memberikan sebuah saran; hiduplah seakan akan tidak ada kehidupan setelah mati agar kalian lebih menghargai dan berhati hati terhadap hidup yang sedang kalian jalani. Karena ini satu-satunya kesempatan, maka nikmatilah, berkaryalah, sebarkanlah rasa cinta dan saling menyayangi dan wujudkanlah semua kebaikan dalam hidup ini.

Jadi, kalau nanti tidak ada apa-apa lagi, maka kalian telah menggunakan kesempatan yang telah Aku berikan itu denga sebaik-baiknya. Kalau ternyata nanti ada lagi kehidupan, Aku hanya akan bertanya: “Apakah kalian berbahagia? Apa yang engkau lakukan dengan baik di sana? Apa yang engaku pelajari? Apa yang engkau tinggalkan bagi mereka yang akan datang sesudah kalian?”

Berhentilah berprasangka terhadap Ku!

Berhentilah menebak-nebak tentang Aku!

Berhentilah membayangkan diri-Ku!

Mulailah membangun kepercayaan terhadap dirimu sendiri!

Aku ingin engkau merasakan kehadiran-Ku ketika engkau memeluk kekasih hatimu.

Aku ingin engkau merasakan kehadiran-Ku ketika engkau menyayangi anak dan keluargamu!

Aku ingin engkau merasakan kehadiranku ketika engkau menyayangi hewan atau tumbuhan kesayanganmu!

Aku ingin engkau merasakan kehadiran-Ku ketika engkau menikmati keindahan alam disekitar mu!

Tidak perlu engkau menghabiskan waktumu yg sangat singkat untuk memuji muji diri-Ku!

Tuhan gila hormat semacam apa kalian pikir diri-Ku?

Aku bosan dipuji-puji.

Bila engkau bersyukur, maka tunjukkanlah rasa syukur dan kebahagianmu itu dengan peduli terhadap sesama, pedulikan kesehatan dirimu, perhatikan dan rawat hubunganmu dg sesama dan terhadap dunia tempat kamu tinggal.

Begitulah cara engkau memuja diri Ku!

Berhentilah membuat rumit persoalan yang ada dan menjadi burung beo yg hanya mengulang-ulang yang apa-apa katanya aku ajarkan!

Berhentilah menyebar gambaran yg salah tentang diri-Ku yang hanya lahir dari pikiran dan nafsumu sendiri.

Apalagi yang kalian inginkan?

Keajaiban?

Hidup itu sendiri sangatlah ajaib.

Keterangan?

Alam di sekelilingmu dan bisikan halus dari hati nuranimu itu sendiri sudah merupakan petunjuk yang sangat jelas.

Satu-satunya kepastian adalah kamu hidup di sini, sekarang dan kehidupan ini penuh dengan keajaiban untuk di kagumi dan dipelajari. ***

Sumber: Akun FB Usman Kansong

Berita Terkait