DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

6 Fakta Unik Grup Band Coldplay, Dukung Palestina hingga Pernah Tolak Jutaan Dolar

image
6 Fakta Unik Grup Band Coldplay, Dukung Palestina hingga Pernah Tolak Jutaan Dolar

ORBITINDONESIA.COM- Grub band Coldplay untuk pertama menggelar konser di Indonesia. Konser akan berlangsung pada Rabu malam nanti 15 November 2023 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.

Konser Coldplay ini bagian dari turnya “Music of The Spheres World Tour 2023”.

Berikut 6 fakta unik tentang Coldplay yang perlu kamu tahu sebelum menikmati konsernya nanti malam.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Baca Juga: Daftar Terlengkap Aktor yang Membintangi Drakor Castaway Diva, Dibintangi Park Eun Bin hingga Kim Hyo Jin

1. Pertama dibentuk

Coldplay adalah sebuah band rock alternatif asal Inggris, yang dibentuk di London pada tahun 1997. Mereka beranggotakan Chris Martin (vokal, gitar, piano), Guy Berryman (bass), Jonny Buckland (lead guitar) dan Will Champion (drum).

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Mereka bertemu satu sama lain pada bulan September 1996 di Ramsay Hall (aula tempat tinggal) di University College London.

Baca Juga: Menyambut Konser Coldplay di Jakarta, Polisi Kerahkan 3.906 Personel

2. Pernah punya lima personel

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Legenda tenis Roger Federer dikabarkan pernah menjadi personel kelima dari Coldplay, memainkan perkusi.

Sang vokalis Chris Martin pernah memperkenalkan Federer sebagai mantan anggota band, pada sebuah konser di Swiss.

"Pada tahun 1996 kami memiliki lima anggota, dengan anggota kelima memainkan perkusi. Dia bersama kami sekitar tiga bulan, dan kemudian dia berkata, 'Saya akan menjadi pemain tenis terhebat sepanjang masa'," ujar Chris.

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

Baca Juga: KPU: Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 Sebanyak 204.807.222 Pemilih


3. Tolak jutaan dolar

Di masa lalu, Coldplay pernah menolak tawaran kontrak jutaan dolar dari Gatorade, Diet Coke, dan Gap, yang masing-masing ingin menggunakan lagu "Yellow", "Trouble", dan "Don't Panic”.

Terlepas dari popularitas mereka yang mendunia, band ini tetap protektif terhadap penggunaan musik mereka di media, dengan menolak “menjual” lagu mereka untuk dukungan produk.

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

4. Mendukung Palestina

Coldplay sudah sejak lama menyatakan dukungannya untuk Palestina. Setidaknya, dukungan pertama mereka terlihat pada tahun 2011 silam.

Saat itu, akun resmi Coldplay di Facebook menyerukan kepada pengikutnya untuk mendengarkan lagu berjudul “Freedom for Palestine”, sebuah lagu yang diinisiasi gerakan One World.

Baca Juga: Dugaan Operasi Tangkap Tangan Gubernur Abdul Gani Kasuba, KPK Gelandang 3 Pejabat Maluku Utara ke Jakarta

Unggahan tersebut kemudian menuai pro kontra antara penggemar pro-Palestina dan pro-Israel, hingga akhirnya diblokir oleh pihak Facebook setelah menerima banyak pengguna melaporkannya sebagai konten “abusive”.

Lagu “Arabesque” juga merupakan hasil kolaborasi dengan musisi asal Palestina bernama Le Trio Joubran.


5. Penghasilan

Baca Juga: BMKG: Hujan Lebat Berpotensi Turun di Beberapa Kota

Menurut Billboard, Coldplay telah meraup lebih dari 500 juta dolar Amerika Serikat (sekitar Rp7,7 triliun) dalam berbagai tur, dengan “A Head Full of Dreams Tour 2016” dan “Music of the Spheres World Tour 2022” yang menduduki peringkat 10 besar tur terlaris sepanjang masa versi Billboard.

Angka ini belum termasuk turnya yang sedang berlangsung saat ini “Music of The Spheres World Tour 2023”.

 

Baca Juga: Peringati Hari Bela Negara, Ibnu Chuldun: Bersatu dan Berkontribusi untuk Indonesia Maju

6. Menjual lebih dari 100 juta album

Coldplay telah menjual lebih dari 100 juta album di seluruh dunia dan memenangkan 7 piala Grammy Awards sejak debutnya, "Parachutes," dirilis pada tahun 2000, sebagaimana dilaporkan Variety, beberapa waktu lalu.***

 

Baca Juga: Permohonan Layanan Melonjak, Sandi Andaryadi: Imigrasi DKI Jakarta Harus Bekerja Prima

 

Berita Terkait