DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Pak Bas Dan Mas Dhito Bukan Klub yang Suka Instan-Instan

image
Basuki Hadimuljono dan Hanindhito.

ORBITINDONESIA.COM - "Tidak ada hal instan. Semuanya melalui proses, baik dalam dunia nyata maupun dalam aspek spiritual.

Semua perlu melalui tahapan untuk menjadikan Indonesia unggul di masa depan," quotes Menteri PUPR RI Basuki Hadimuljono, yang sedang merayakan ulang tahunnya ke-69.

Tentu banyak yang membenarkan ujaran bapak menteri yang kerap disapa Pak Bas itu. Tak mau ketinggalan juniornya yang datang dari Kabupaten Kediri, Hanindhito Himawan Pramana ikut membenarkan apa yang disampaikan Pak Bas.

Baca Juga: Bursa Transfer Liga 1: Resmi, Rizky Pellu CLBK dengan PSM Makassar

Baca Juga: Sinopsis film The Hunger Games The Ballad of Songbirds and Snakes: Kisah Epik Masa Muda Coriolanus Snow

Beda generasi tidak membuatnya beda suara tentang sebuah proses untuk mencapai keberhasilan. Pak Bas bisa sukses menjadi menteri PUPR di kabinet Jokowi hari ini, melalui proses yang panjang dan rintangan yang menghadang. Dari menuntut ilmu sampai mengerjakan proyek kecil di daerah-daerah.

Dia bahkan merasakan yang namanya dimutasi dari satu provinsi ke provinsi lain, hingga berpisah dengan keluarga.

Baca Juga: Ingin Berkebun Tapi Halaman Sempit, Ini Tips Budidaya Kangkung dengan Sistem Hidroponik

Sama halnya yang kini sedang dihadapi oleh Hanindhito. Pemuda yang kerap disapa akrab dengan panggilan Mas Dhito itu, kini sedang menjabat sebagai kepala daerah di Kabupaten Kediri.

Daerah yang terkenal akan dinastinya kini berhasil dirombak oleh Dhito. Mulai dari meningkatkan komoditas SDA yang dihasilkan warganya, meningkatkan kecanggihannya dalam pelayanan birokrasinya, serap segala bentuk suara rakyat tanpa antikritik, mewujudkan lingkungan yang bebas dari bau KKN maupun bentuk korupsi lain dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Spoiler Drakor Castaway Diva Episode 8, Identitas Jang Ki Ho Terbongkar, Akankah Ayahnya yang Jahat Menemukannya?

Baca Juga: Kemenkumham DKI Gelar Diseminasi Penjaringan Calon Pemberi Bantuan Hukum, Ibnu Chuldun: Semangat Mengabdi

Dhito sedang menikmati proses itu, tidak berharap lebih untuk bisa ikut dalam kontestasi pilpres yang sebentar lagi akan digelar.

Sekarang dia justru sedang menggandeng jajarannya untuk menciptakan pemilu yang damai, dengan menjunjung tinggi asas Luber jurdil. Bahkan belajar dari masa lalu, dia sudah mempersiapkan fasilitas tambahan untuk memudahkan petugas dalam menyelesaikan tugasnya.

Ya sepertinya quotes Pak Bas tadi memiliki koneksi jaringan 5G yang bisa ditangkap langsung oleh barisan anak muda. Contohnya langsung nyambung dengan Mas Dhito, yang memang kini sedang menjalani prosesnya. Tapi apa kabar dengan pemuda yang hari ini membuat gaduh tanah air kita seperti Gibran?

Baca Juga: Piala AFF U19: Kalahkan Filipina 5-1, Peluang Indonesia ke Semifinal Tetap Terbuka

Bukan Gibran tetanggaku ataupun tetanggamu, tapi Gibran Rakabuming Raka anaknya Presiden Jokowi. Dia terkenal pasca keluarnya putusan janggal yang dikeluarkan Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman, tentang batas usia minimal capres-cawapres.

Baca Juga: Israel Hanya Izinkan Setengah Bantuan Bahan Bakar Masuk ke Gaza

Setelah ditelisik berbagai pihak, Ketua MK telah melanggar kode etiknya dalam memutus perkara di meja hijau. Keberpihakannya dengan Gibran yang menjadi keponakannya nampak jelas, hingga dia mengeluarkan putusan bermuatan subjektif dari gugatan fans Gibran.

Anehnya lagi perbaikan gugatan yang dikabulkan Paman Usman itu, belum ditandatangani penggugat maupun kuasa hukumnya.

Baca Juga: Piala Dunia U20: Uruguay dan Korea Selatan Amankan Tiket Semifinal

Bagaimana tidak membuat gaduh jika kejanggalan banyak muncul di sana? Yang kusebut belum semua, tapi hal itu lebih dari cukup untuk melihat ketidakmasukakalan yang terjadi dalam proses perumusan putusan.

Walaupun sang paman sudah diadili, tapi putusan bersifat tetap. Ya illegal dimata kita secara norma politik.

Baca Juga: Shin Tae Yong Ingatkan Pemain Timnas Indonesia Tak Ulangi Kesalahan Individu Ketika Melawan Filipina di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia

Baca Juga: Prediksi Dampak El Nino di Indonesia, Produktivitas Panen Padi Berkurang 5 Juta Ton

Polemik itu menjadi sejarah panjang bagaimana konstitusi negara kita ditubruk, demi kelolosan Gibran menjadi cawapres. Parahnya Presiden Jokowi sebagai kepala negara dan juga ayahnya Gibran, memberikan restu tanpa mempermasalahkannya.

Bahkan presiden kebanggaan rakyat Indonesia itu mengaku hal tadi, hanya sebuah drama Korea politik yang berkepanjangan. Jelas itu drakor pak, dengan produser dan sutradaranya dipegang oleh Pak Jokowi sendiri begitu ya, pak?

Gibran baru 2-3 tahun menginjakkan kakinya di dunia pemerintahan. Jalan politiknya pun belum kuat, tapi dia terkesan buru-buru karena ini momen penting sebelum ayahnya lengser dari jabatannya.

Baca Juga: SEA Games 2023: Prediksi dan Link Streaming Indonesia Melawan Myanmar, Waktunya Raih Puncak Klasemen

Dia nampak khawatir tidak bisa memanjat tangga sendiri, tanpa bantuan ayahnya. Padahal dengan kemampuannya, masa depan yang cerah bisa dia genggam bersama rakyat. Tapi nyatanya dia tidak sabar menunggu proses itu berjalan.

Baca Juga: Ini Dia Jadwal Pertandingan Babak 16 Besar Ajang Piala Dunia U17 2023, Senin-Rabu, 20-22 November di Indonesia

Dia tidak sanggung membayangkan proses itu berjalan tanpa aji mumpung ayahnya. Wal akhir terlalu memaksakan diri hingga menubruk konstitusi negara, dengan bantuan alat-alat negara yang dikerahkan ayahnya sebagai pemegang kunci utama negara ini.

Baca Juga: Survei Charta Politika: Bobby Nasution Ungguli Edy Rahmayadi di Sumatra Utara

Tidak ada yang tidak prihatin melihat fenomena ini, termasuk teman sebaya maupun seniornya tadi. Yang tidak prihatin dan justru mendukung langkah salahnya hanya orang-orang yang bernafsu mencapai kekuasaan tertinggi negeri ini, seperti capres kebanggaannya.

Gibran menjadi lambang cawapres illegal, yang jalannya menjadi pasangan Prabowo penuh kontroversi. Dia juga yang menjadi tanda matinya demokrasi negara ini, karena privilegenya sebagai anak presiden.

Tentu itu yang membuat publik marah, terutama anak muda sebayanya yang sedang berjuang untuk berkarir tanpa nama orang tuanya di luar sana.

Baca Juga: Thailand Open 2023: Lanny Ribka Tumbang, Ganda Putri Indonesia Ambyar

Baca Juga: Area Rumahnya Terpasang Spanduk Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Henry Yosodiningrat: Kalau Masih Ada Lagi Silahkan

Ya orang-orang seperti Pak Bas tadi yang bisa memotivasi barisan anak muda, untuk tetap mengutamakan proses dan menghindari hal-hal yang instan. Karena yang instan itu tidak akan membuat keberhasilan kita langgeng. Akan penuh masalah, karena diawali dengan niat yang jelek duluan.

Pun dengan Mas Dhito yang mempercayai, bahwa memang proses itu adalah bagian dari keberhasilannya kelak.

Di posisinya hari ini yang sedang menjalani proses, dia menggumamkan kalimat penyemangat untuk disalurkan kepada kawula muda dan dirinya sendiri agar tetap “Trust The Process”.

Baca Juga: Unik, Polda Jatim Luncurkan Aplikasi Ilmu Semeru untuk Cari Motor yang Hilang Akibat Dicuri

Karena proses tidak akan mengkhianati hasil. Dan buktinya sudah direalisasikan langsung oleh Pak Bas. Jadi jangan tergiur yang instan-instan, karena nikmatnya hanya sementara.

(Oleh : Nikmatul Sugiyarto) ***

Berita Terkait