DECEMBER 9, 2022
Internasional

Umat Kristen Palestina Jadi Sasaran Serangan Pemukim Yahudi

image
Tumpukan puing membentuk pohon Natal di sebuah gereja di Betlehem, Palestina, Selasa 5 Desember 2023. (ANADOLU)

ORBITINDONESIA.COM - Umat Kristen yang ada di tanah Palestina sejak lebih dari 2.000 tahun, menjadi sasaran pelecehan dan serangan pemukim Yahudi.

Dalam beberapa tahun belakangan, telah terjadi peningkatan serangan oleh pemukim Yahudi kepada umat Kristen, tokoh agama, dan situs suci di Yerusalem Timur.

Para pemimpin umat Kristen dan gereja-gereja di Kota Tua Yerusalem menuduh pemerintah Israel menutup mata atas serangan-serangan oleh pemukim Yahudi di situs-situs suci, pendeta, dan umum.

Baca Juga: Denny JA: Sastra Menjadi Alat Diplomasi Anarbangsa yang Efektif, Termasuk Mendamaikan Israel dan Palestina

Dalam pidato pada April, Kardinal Pierbattista Pizzaballa, perwakilan Vatikan di Yerusalem mengatakan, "Umat Kristen sedang mengalami peningkatan serangan.”

“Pemerintah Netanyahu telah menguatkan mereka yang melecehkan pendeta dan menyerang properti keagamaan," tambahnya.

Umat Kristen Palestina, terutama pada malam Natal, telah menjadi sasaran berbagai serangan yang dicap sebagai “kejahatan kebencian” dan “terorisme.”

Baca Juga: Mesir Ungkap Proposal Baru untuk Gencatan Senjata di Gaza, Minta Israel dan Hamas Merespons

Pasukan Israel yang telah menghancurkan infrastruktur di Gaza dan menargetkan dua gereja dan masjid, serta telah menewaskan banyak umat Kristen.

Disebut sebagai Yahudi fanatik dan mendapat dukungan dari tokoh sayap kanan di pemerintahan Israel, kelompok ekstremis Yahudi kadang-kadang menyerang gereja-gereja di wilayah pendudukan Palestina.

Ketidakmampuan polisi mencegah serangan-serangan ini juga menuai kritik.

Baca Juga: Prabowo Subianto: Barat Terapkan Standar Ganda Antara Ukraina dan Gaza

Menurut laporan yang dipublikasikan pada 2021 oleh harian Israel Haaretz, polisi Israel menutup sembilan dari sepuluh penyelidikan menjadi kasus kejahatan kebencian terhadap masjid-masjid dan gereja-gereja antara 2018 hingga 2020, dengan alasan tidak dapat mengidentifikasi pelaku.

Umat Kristen di Tepi Barat, terutama di Bethlehem, yang dianggap tempat lahirnya Yesus, menahan diri untuk merayakan Natal tahun ini karena serangan Israel yang berlangsung di Jalur Gaza.

Sejarah kota Bethlehem di Tepi Barat tidak merayakan Natal seperti pada tahun sebelumnya.

Baca Juga: Pemukim Ilegal Israel Serang Petani Palestina dan Kawasan Permukiman di Tepi Barat, Mengancam Akan Membunuh

Hal ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas kepada masyarakat Gaza, patung-patung kecil bayi Yesus ditempatkan di tengah puing-puing dan kawat berduri, melambangkan reruntuhan, di gereja-gereja di seluruh Palestina, termasuk Gereja Kelahiran yang dibangun pada abad keempat di tempat yang diyakini sebagai tempat kelahiran Yesus. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait