DECEMBER 9, 2022
Kesehatan

Nita Azka Nadhira: Waspadai, Ciri Utama Stunting Dapat Terjadi Sejak Awal Masa Kandungan

image
Ilustrasi - Kampanye stunting. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/dok.)

ORBITINDONESIA.COM - Ciri utama stunting, yaitu perlambatan kenaikan berat badan bayi atau weight faltering, dapat terjadi sejak awal kandungan.

Ciri-ciri utama stunting itu diungkapkan pakar nutrisi bayi dan anak RS Cipto Mangunkusumo, Nita Azka Nadhira S.Gz di Jakarta, Rabu, 24 Januari 2024.

"Stunting ciri-ciri yang pertama terjadi pasti diawali oleh perlambatan kenaikan berat badan atau weight faltering dari masa kandungan," ujar Nita. 

Baca Juga: Kasus Stunting di Kabupaten Jember Tertinggi di Jawa Timur, Capai 34,9 Persen

"Jadi stunting bukan hanya saat anak bayi atau saat SD kita bisa lihat dia stunting, Tapi stunting itu proses yang bisa sudah terlihat ciri-cirinya bisa dalam kandungan," kata Nita, dalam diskusi kesehatan yang diikuti secara daring.

Nita mengatakan, stunting merupakan suatu masalah gizi kronis, yang kejadiannya tidak dalam waktu singkat namun dalam jangka waktu yang lama. Secara teknis, anak bisa dikatakan stunting jika tinggi badan di bawah -2 standar deviasi pada grafik pertumbuhan.

Proses kurangnya berat badan dapat terjadi ketika bayi masih dalam kandungan, karena kurangnya asupan nutrisi yang disebabkan beragam faktor.

Baca Juga: Gerak Cepat Polisi RW di Bondowoso, Begini Kondisi Balita Stunting yang Bikin Mengelus Dada

Seperti ekonomi atau pendidikan pengetahuan yang rendah, yang tidak memungkinkan ibu memenuhi asupan nutrisi yang diperlukan anak.

Pada saat anak lahir dengan berat badan yang kurang dan tidak terkejar, tinggi badan akan menyesuaikan bentuk tubuh anak, namun tidak dalam keadaan optimal seperti jika tumbuh dengan standar yang seharusnya.

"Apabila dalam kandungan saat kontrol kandungan bayi cenderung kecil dan tidak terkejar, saat dia lahir akan cenderung kecil. Pada bayi ASI tidak cukup, masa MPASI tidak cukup akhirnya tinggi badan menyesuaikan," lanjutnya. 

Baca Juga: Fakta Kasus Stunting di Jember Tertinggi di Jatim, Sampai Bikin Reza Rahardian Tertarik Membantu

"Saat berat badan melandai otomatis tingginya menyesuaikan sehingga tidak seoptimal saat berat badan tercapai dengan baik, ujung-ujungnya anak bisa stunting," tutur Nita.

Nita mengatakan, penyebab stunting dikategorikan menjadi dua macam. Pertama, asupan nutrisi yang kurang, sehingga berat badan tidak bisa naik dan tumbuh kembang tidak seoptimal usianya.

Kedua, ada kondisi yang menyebabkan kebutuhan asupan gizinya meningkat, sehingga jika tidak terpenuhi anak masuk kategori stunting.

Baca Juga: Intervensi Gizi Spesifik yang Tepat Dorong Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia

Peningkatan kebutuhan nutrisi biasanya terjadi pada anak yang mengalami penyakit jantung bawaan, alergi susu sapi, lahir dengan berat badan rendah atau infeksi seperti TBC, yang menyebabkan asupannya tidak bisa adekuat dengan memberatnya penyakit yang dideritanya.

Kombinasi dua hal itu, kata Nita, menyebabkan anak stunting. Sehingga stunting tidak bisa hanya dikaitkan dengan tubuh pendek tapi banyak faktor seperti kemiskinan yang dapat berpengaruh pada anak nantinya ketika dewasa.

Lulusan ilmu nutrisi dari Universitas Brawijaya Malang ini mengatakan, dampak anak yang mengalami stunting pasti memiliki imun tubuh yang lebih rendah dibandingkan anak yang sehat sehingga lebih mudah mengalami infeksi.

Baca Juga: Sudah Tahu Apa Penyebab Stunting pada Anak, Ini Cara Pencegahan dan Dampaknya Menurut Dokter Spesialis Anak

Periode tumbuh kembangnya juga terhambat karena tubuhnya fokus menangani penyakitnya sehingga kapasitas otak tidak maksimal.

"Terlihatnya pas dia SD atau dewasa. Ternyata potensi kognitif rendah dan kemampuan fisiknya itu jauh berbeda dengan anak-anak seumurannya, sedikit-sedikit sakit, pada saat dewasa kapasitas kerjanya cenderung lebih rendah sehingga kesulitan cari kerja dan jatuh ke kemiskinan lagi," jelas Nita.

Kerugian lain jika anak mengalami stunting pada saat kecil juga berisiko mengalami penyakit yang lebih berat pada saat dewasa nanti, karena kebutuhan proteinnya kurang.

Baca Juga: Ilma Sovri Yanti Ilyas: Gerbang Awal Kesehatan Anak Adalah Dengan Cegah Stunting

Hal ini bisa menyebabkan penurunan oksidasi lemak sehingga lebih rentan mengalami akumulasi lemak sentral dan mengalami berbagai masalah kesehatan seperti diabetes, hipertensi, hingga gangguan reproduksi.

"Jadi stunting ini hasilnya tidak bisa kita lihat dalam waktu dekat jadi jangka panjang, pencegahannya pun sedini mungkin dan komprehensif bukan hanya sekedar bayi sudah lahir saja," tutup Nita.***
 

Sumber: Antara

Berita Terkait