DECEMBER 9, 2022
Internasional

China Kembali Minta Amerika Serikat Hormati Kedaulatannya di Selat Taiwan

image
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, China pada Kamis 25 Januari 2024. (ANTARA)

ORBITINDONESIA.COM - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin kembali meminta Amerika Serikat (AS) menghormati kedaulatan negaranya pasca kapal perusak USS John Finn berlayar melalui Selat Taiwan.

"Kami melihat tindakan negatif dari AS yang mengirimkan pesan salah kepada kelompok 'kemerdekaan Taiwan'," kata Wang Wenbin ketka menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, China pada Kamis 25 Januari 2024.

Kapal perusak berpeluru kendali USS John Finn yang masuk dalam Armada ke-7 Angkatan Laut AS berlayar melalui Selat Taiwan pada Rabu.

Baca Juga: Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin: Politisi AS Sebaiknya Berhenti Jadikan China Topik Pembicaraan

Angkatan Laut AS menyebut USS John Finn melalui Selat Taiwan untuk menunjukkan komitmen AS dalam menegakkan prinsip kebebasan navigasi untuk semua bangsa.

“Tidak boleh ada anggota masyarakat internasional yang terintimidasi atau dipaksa menyerahkan hak dan kebebasan mereka."

"Saya ingin menekankan bahwa Taiwan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari wilayah China dan kami tetap teguh dalam tekad untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas wilayah negara," ungkap Wang Wenbin.

Baca Juga: China Anggap Kontrol Ekspor Semikonduktor oleh AS Sebagai Penindasan

Apa yang dilakukan AS, menurut Wang Wenbin, melanggar prinsip "Satu China" dan Tiga Komunike bersama China-AS serta bertentangan dengan komitmen yang berulang kali ditegaskan oleh pemimpin AS dengan menyatakan tidak mendukung 'kemerdekaan Taiwan'.

"Pemimpin AS mengatakan tidak mendukung 'dua China' atau 'satu China, satu Taiwan', dan tidak berusaha menggunakan masalah Taiwan sebagai alat untuk membendung China.”

“AS harus segera menghentikan pelanggaran dan tindakan provokatif, berhenti menciptakan masalah yang merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," kata Wang Wenbin.

Baca Juga: Indonesia Amati Situasi di Taiwan dan Tetap Konsisten Menghormati Kebijakan Satu China

Ia pun meminta AS agar berhenti mengirimkan sinyal yang salah kepada kelompok "kemerdekaan Taiwan".

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan kapal USS John Finn berlayar ke arah selatan Selat Taiwan dan juga menambahkan, ia memantau pergerakan tersebut dan situasinya "normal". 

Terakhir kali Angkatan Laut AS mengumumkan perjalanan kapal perang melalui Selat Taiwan pada awal November 2023.

Baca Juga: Pertama Kali Dalam 60 Tahun, Jumlah Penduduk China Menyusut Dua Tahun Berturut-turut

Taiwan baru saja menyelenggarakan Pemilu pada 13 Januari 2024 yang dimenangi kandidat dari partai berkuasa Partai Progresif Demokratik (DPP) William Lai Ching-te.

Ia digambarkan sebagai pembela demokrasi Taiwan, namun Beijing menyebut dia "berbahaya" dan menjadi salah satu "kelompok separatis" sehingga dapat memicu konflik lintas Selat.

Sekarang ini, Lai masih menjadi wakil pemimpin Tsai Ing-wen dan ini akan menjadi masa jabatan DPP ketiga secara berturut-turut.

Baca Juga: Ekonom Pemenang Nobel Paul Krugman: Ekonomi China Sedang Terpuruk

Di bawah kepemimpinan pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen dari Partai Progresif Demokratik (DPP) sejak 2016, Taiwan mengambil sikap keras menentang Beijing serta prinsip "Satu China" yang mengatakan bahwa Taiwan sebagai wilayah di bawah kekuasaan Beijing. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait