DECEMBER 9, 2022
Gaya Hidup

Dokter Rudy Kurniawan Sarankan Penyandang Diabetes Agar Bawa Alat Cek Gula Darah Saat Mudik

image
Dokter spesialis penyakit dalam dan Pendiri Komunitas Sobat Diabetes dr. Rudy Kurniawan Sp.D MM MARS dalam diskusi terkait diabetes di Jakarta, Sabtu, 23 Maret 2024 (ANTARA/Fitra Ashari)

ORBITINDONESIA.COM - Dokter spesialis penyakit dalam dari Universitas Indonesia, Rudy Kurniawan mengatakan, penyandang diabetes disarankan membawa alat cek gula mandiri untuk mencegah perubahan gejala yang datang tiba-tiba.

“Terkadang kalau ada perubahan gejala, si penyandang diabetes juga bisa ngecek di sela-sela kegiatannya. Misalnya, kalau pusing, berdebar-debar, untuk memastikan gulanya aman atau enggak itu aman dilakukan pengecekan gula darah,” kata Rudy Kurniawan dalam diskusi tentang diabetes di Jakarta, Sabtu, 23 Maret 2024.

Rudy Kurniawan mengatakan, bagi penyandang diabetes dengan suntik insulin, pengecekan gula darah bisa dilakukan lebih sering, yakni seminggu dua sampai tiga kali.

Baca Juga: Wamenkes Sebut Semua Masyarakat Indonesia Beresiko Menderita Penyakit Diabetes, Ini Dia Alasannya

Pengecekan ini untuk menentukan dosis suntikan insulin yang akan masuk ke tubuh.

Pada penyandang diabetes atau disebut diabetesi yang mengonsumsi obat, bisa lebih dikurangi pengecekan gula darah mandiri menjadi seminggu sekali, tergantung kebutuhan.

“Pusing-pusing atau berdebar-debar itu kan range kejadiannya kita enggak pernah tahu, dan apakah itu pengaruh gula atau enggak harus dibuktikan dengan pengecekan gula darah supaya lebih aman,” kata Pendiri Komunitas Sobat Diabetes ini.

Baca Juga: Dosen UMM Ciptakan Obat Alami untuk Penanganan Diabetes

Gejala tersebut bisa juga terjadi selama penyandang diabetes berpuasa saat gula darahnya terlalu rendah atau disebut hipoglikemi.

Diabetesi yang mengalami tanda hipoglikemi selain pusing dan berdebar, juga bisa mengalami mata kabur. Jika muncul tanda itu, secara medis penyandang diabetes disarankan membatalkan puasa.

Berbagai komplikasi juga bisa terjadi jika gula darah terlalu tinggi atau hiperglikemi.

Baca Juga: Dokter Anak Agung Arie Widyastuti: Pasien Diabetes yang Melewatkan Sahur Bisa Berisiko Hipoglikemia

Komplikasi bisa berupa akut atau yang terjadi secara cepat disertai dengan asam darah yaitu resikonya bisa penurunan kesadaran, sesak nafas dan harus perawatan secara intensif.

Sementara kronis yang terjadi secara bertahap atau lama seperti sakit jantung, sakit ginjal, kaki diabetes, gangguan mata, liver, penyakit kulit dan lain-lain.

“Saat puasa komplikasi itu bisa terjadi penderita diabetes itu beresiko over hiperglikemia maupun hipoglikemi, jadi jangan bilang seseorang dengan diabetes tidak bisa gula darah rendah, justru risiko drop itu muncul dan harus hati-hati,” katanya. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait