DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Dosen Unmuh Jember Latifah Mirzartika Ajak Masyarakat Jangan Gunakan Alas Kertas Koran Saat Salat Idul Fitri

image
Dosen Teknik Lingkungan Unmuh Jember yang juga pakar lingkungan Dr Latifah Mirzatika (ANTARA/HO-Humas Unmuh Jember)

ORBITINDONESIA.COM - Dosen Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember yang juga pakar lingkungan, Latifah Mirzatika mengajak masyarakat untuk melaksanakan konsep Green Idul Fitri, dengan tidak menggunakan alas kertas koran saat Shalat Id.

"Penggunaan koran sebagai bahan alas shalat telah menjadi sebuah fenomena yang umum terjadi di masyarakat, terutama saat pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri," kata Latifah Mirzatika di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu, 6 April 2024.

Meskipun terlihat sebagai tradisi yang sederhana, lanjut Latifah Mirzatika, penggunaan koran itu memiliki potensi dampak yang cukup besar terhadap lingkungan dan kesehatan, terutama terkait dengan peningkatan jumlah sampah dan polusi udara.

Baca Juga: Denny JA: Satu Islam, Dua Jadwal Puasa, Dua Jadwal Idul Fitri: Perlunya Kalender Hijriah

Menurutnya, penggunaan koran sebagai alas salat pada Idul Fitri secara signifikan berkontribusi terhadap peningkatan jumlah sampah.

"Sebagian besar masyarakat masih menggunakan koran saat Salat Id, sehingga dampaknya lapangan atau tempat-tempat shalat dipenuhi oleh koran bekas yang berserakan," tutur Latifah.

Ia menjelaskan, koran merupakan produk yang telah melalui berbagai proses produksi yang melibatkan bahan kimia. Saat dibakar, lanjutnya, koran melepaskan bahan kimia beracun ke udara, termasuk dioksin yang merupakan polutan organik persisten.

Baca Juga: Wamenag Saiful Rahmat Dasuki: Idul Fitri 1445 H Diprediksi Jatuh Pada Tanggal 10 April 2024

"Maka dari itu, saat dibakar koran akan melepaskan bahan kimia beracun ke udara. Zat-zat beracun seperti dioksin merupakan salah satu contoh yang sering dilepaskan saat pembakaran koran," katanya.

Dioksin adalah kontaminan kimia beracun (polutan organik persisten) yang sangat berbahaya bagi ekosistem dan kesehatan manusia. Penumpukan dioksin dalam jaringan lemak hewan dan manusia dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk risiko kanker yang meningkat.

"Jika tubuh manusia terpapar dioksin secara terus menerus maka akan berpotensi menyebabkan kanker," ucap Dosen Teknik Lingkungan Unmuh Jember itu.

Baca Juga: Produsen Dodol Betawi di Jalan Raya Joglo Kembangan, Jakarta Barat Kewalahan Penuhi Pesanan Jelang Idul Fitri

Latifah mengenalkan sebuah konsep yang dinamakan Green Idul Fitri, sebuah gerakan mengganti penggunaan koran dengan alas lain yang tidak hanya sekali pakai dan langsung dibuang.

"Penggunaan alas seperti tikar gulung, karpet, matras, atau alas lainnya yang lebih ramah lingkungan dapat berkontribusi dalam menjaga lingkungan dan kesehatan bersama," ujarnya. ***
 

Sumber: Antara

Berita Terkait