DECEMBER 9, 2022
Internasional

Iran dan Israel Berperang: Negara di Timur Tengah Tutup Wilayah Udara Mereka

image
Ilustrasi - Pesawat drone Iran. (ANTARA/saeediex/Shutterstock.com)

ORBITINDONESIA.COM - Beberapa negara di Timur Tengah menutup wilayah udara mereka kemudian mengalihkan penerbangan menyusul serangan pesawat tak berawak drone Iran ke wilayah Israel.

Menteri Transportasi Lebanon Ali Hamieh mengungkapkan di X bahwa wilayah udara negaranya akan ditutup sementara untuk semua penerbangan mulai pukul 01.00 sampai 07.00 pagi waktu setempat sebagai tindakan pencegahan.

Menurut Hamieh, selama jam tersebut, Bandar Udara Internasional Rafik Hariri, satu-satunya bandar udara di negara itu akan ditutup.

Baca Juga: Dubes Iran Mohammad Boroujerdi Puji Komitmen Militer Negaranya di Hari Angkatan Bersenjata

Mesir juga menutup wilayah udara mereka di tengah eskalasi antara militer Israel dan Iran.

Menurut kantor berita pemerintah KUNA, otoritas Kuwait menyatakan penerbangan ke negara itu akan dialihkan dari wilayah ketegangan antara Israel dan Iran demi keselamatan penumpang.

Yordania menyatakan keadaan darurat, menurut TV berita Al-Mamlaka milik negara. Negara itu juga menutup wilayah udaranya untuk penerbangan menyusul eskalasi.

Baca Juga: Diskusi Satupena, Nasir Tamara: Perang Singkat Iran vs Israel Tunjukkan Gambaran tentang Cara Perang Masa Depan

Irak juga mengumumkan penutupan wilayah udara mereka dan menangguhkan semua penerbangan sipil.

Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) memastikan telah meluncurkan puluhan drone dan peluru kendali ke arah Israel.

Mereka menyebut serangan tersebut sebagai balasan atas "kejahatan" Israel, termasuk serangan pekan lalu di wilayah konsuler Kedutaan Besar Iran di Damaskus.

Baca Juga: Satupena Akan Hadirkan Wartawan Senior Nasir Tamara untuk Diskusikan Konflik Iran vs Israel, Kamis Malam Besok

Militer Israel mengatakan pasukannya berada dalam kewaspadaan tinggi menyusul serangan Iran.

Setidaknya 13 orang tewas dalam serangan peluru kendali ke Konsulat Iran di Damaskus pada 1 April, termasuk tujuh penasihat militer. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait