DECEMBER 9, 2022
Kolom

Jacob Ereste: Israel, PBB dan Amerika Serikat Pun Agresor

image
Ilustrasi - Rudal Iran yang digunakan untuk menggempur wilayah Israel (foto: istimewa).

ORBITINDONESIA.COM - Dasarnya Israel  memang agresor. Dalam kondisi perang melawan Palestina, mereka pun memperluas konflik dengan menyerang  Kedutaan Besar (Kedubes) Iran di Damaskus hingga menewaskan 11 orang serta 2 orang Komandan dan penasihat militer Iran di Suriah.

Ini cukup menjadi alasan bagi Iran bersikap membalas kekejian agresor Israel, yang birahi memperoleh kekuasaan dan eksistensinya dalam pergaulan dan ambisi untuk tampil di tengah  bangsa-bangsa lain di dunia.

Serangan balasan Iran terhadap kekejian Israel ini, patut dipuji, sebagai sikap kemerdekaan bagi setiap bangsa dan upaya mewujudkan janji dengan konsisten memberi pelajaran bagi Israel yang terkesan tidak tahu diri itu.

Baca Juga: Iran Nyatakan Balasannya Kepada Agresi Israel Sudah Sesuai Piagam PBB dan Hukum Internasional

Dan  kecaman Sekjen PBB, yang mengutuk serangan balasan Iran ke Israel ini,  menunjukkan sikap tidak netral -- atau bahkan terkesan berpihak -- sehingga patut disikapi oleh bangsa dan negara Indonesia yang menjunjung tinggi keadilan serta sikap kemanusiaan.

Sekjen PBB, Antonio Guterres menyatakan kutukannya secara terbuka atas serangan balasan Iran ini. Jika cuma sebatas seruan agar kedua belah pihak menghentikan konflik, masih dapat diterima oleh akal sehat.

Secara pribadi pun, Antonio Guterres tidak patut melontarkan kecaman terhadap  Iran yang telah menjadi korban, bukan saja nyawa warga negaranya, tetapi juga marwah bangsa Iran secara keseluruhan.

Baca Juga: Presiden Joe Biden: AS tidak akan Terlibat Menyerang Iran

Serangan balasan Iran terhadap kepongahan Israel pada Minggu malam, 14  April 2024 ini dapat menjadi peringatan keras, agar keculasan terhadap warga bangsa lain harus dijaga bersama, tidak boleh diperlakukan semena-mena oleh pihak manapun.

Komitmen Amerika Serikat yang kembali menegaskan untuk tetap mendukung Israel,  ketika mengetahui serangan balik Iran dan ikut menghadang gempuran balasan Iran terhadap Israel, jelas sikap yang hipokrit.

Sebab Amerika Serikat -- pada saat yang sama -- justru menekan China untuk segera menghentikan bantuannya terhadap Rusia melakukan ekspansi militer sejak semasa Uni Soviet untuk melawan Ukraina. Demikian The Guardian melaporkan, 13 April 2024.

Baca Juga: Prihatin Atas Eskalasi Situasi Keamanan Timur Tengah, Indonesia Menyeru Iran dan Israel untuk Menahan Diri

Bahkan Amerika Serikat juga menghiba agar sekutu Eropa ikut menekan China, lewat Kanselir Jerman, Olaf Scholz yang akan berkunjung ke Beijing akhir pekan ini serta kepada sejumlah menteri luar negeri G7 yang akan bertemu di Italia. Sebab hasil produksi senjata Rusia atas bantuan China amat sangat  mencemaskan jika terjadi perang di Eropa.

Kecemasan Amerika Serikat, karena China menyediakan lebih dari 70 persen peralatan mesin -- sekitar 900 juta dolar -- untuk peralatan perang Rusia tercanggih.

Jadi, PBB, Amerika Serikat dan tentu saja dajjal Israel tidak bisa dipercaya dan tak dapat menjadi sahabat dalam bentuk apapun. Karena mereka pun bagian dari agresor yang tetap birahi.

Baca Juga: Rusia Prihatin Atas Eskalasi Berbahaya di Timur Tengah Seiring Dampak Serangan Iran ke Israel

Jakarta, 15 April 2024

Jacob Ereste, penulis dan aktivis. ***

Sumber: WhatsApp grup Nusantara Jaya

Berita Terkait