Peneliti Celios Dyah Ayu: Ekonomi Digital Hadapi 3 Tantangan
ORBITINDONESIA - Ekonomi digital Indonesia menghadapi tiga tantangan yaitu investasi, kesiapan sumber daya manusia, dan kejahatan siber.
Peneliti ekonomi Celios Dyah Ayu menjelaskan, menurunnya daya tarik investasi terlihat dari merosotnya kontribusi Indonesia kepada total investasi digital Asia Tenggara, dari 38 persen pada 2020 menjadi 25 persen pada paruh pertama 2022.
Meski masih menjadi destinasi terbesar kedua setelah Singapura, katanya, kehadiran Vietnam dan Filipina sebagai alternatif investasi digital makin mengetatkan persaingan regional.
“Didukung oleh stabilitas regulasi, pertumbuhan ekonomi digital, dan penetrasi teknologi,” kata Dyah di Jakarta, Kamis 19 Desember 2024.
Penurunan investasi itu, katanya, menyebabkan tingginya gelombang pemutusan hubungan kerja atau dikenal sebagai tech winter.
Tantangan berikutnya, katanya, adalah kesiapan sumbr daya manusia dalam menyambut kemajuan teknologi dan optimalisasi peluang ekonomi digital.
Celios menemukan, skor human capital index (HCI) Indonesia tertinggal dibanding Vietnam, Malaysia, Thailand, dan juga China.
Dengan skor 0,54 pada 2020, katanya, jauh di bawah Vietnam (0,69) dan negara lainnya.
Indonesia, katanya, menunjukkan kemandekan dalam kualitas pendidikan dan pelatihan tenaga kerja.
Di samping itu, nilai global digital competitiveness index Indonesia, katanya, di bawah Thailand, Malaysia, dan Singapura.
“Masih rendahnya kualitas modal manusia ini menghambat daya saing di pasar global.”
Tantangan terakhir, katanya, adalah kejahatan siber. Direktur Ekonomi Celios Nailul Huda menjelaskan nilai National Cyber Security Index Indonesia berada pada peringkat ke-48 dari 176 negara dengan skor 63,64, di bawah rata-rata global yang mencapai 67,08 poin.
Menurutnya, keadaan tersebut mengindikasikan infrastruktur keamanan siber yang belum merata.
Tingginya insiden serangan siber di media sosial, perdagangan daring, dan institusi keuangan pun memperburuk situasi keamanan data di Indonesia. ***