DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Kerja Sama Apik SKPD dan DPRD DKI dalam Menyulam Anggaran untuk Dicuri

image
Gubernur Anies Baswedan di DPRD DKI Jakarta. Anggaran DKI bermasalah.

ORBITINDONESIA - Dulu, ketika Ahok diwawancarai Aiman dari Kompas TV tahun 2015. Dia menjelaskan dengan rinci bagaimana para kaum pencuri tersistem di Pemda DKI yang sudah puluhan tahun. Kerja sama apik antara SKPD dan DPRD, bagaimana mereka menyulam anggaran sedemikian rapi untuk dicuri.

Ahok beberapa kali kehilangan anggaran yang sudah dimasukkan. Tiba-tiba, setelah kembali dari Depdagri anggarannya hilang.

Contohnya, dia kehilangan anggaran pembelian truk sampah, ratusan miliar jumlahnya, dan banyak lagi dengan jumlah fantastis.

Baca Juga: Efek Tertangkapnya Sudrajad Dimyati, Semakin Hilangnya Tingkat Kepercayaan Publik Terhadap Institusi Peradilan

Baca Juga: Setelah Disorot Hotman Paris, Golkar Kota Depok Ambil Langkah Tegas pada Tajudin Tabri yang Injak Sopir

Banyak permainan biadab lainnya dengan memindahkan mata anggaran, yang mengakibatkan sekolah tak terbangun. Tapi ada power PC yang nilainya Rp 5 M bisa ada, dan tak berguna pula.

Kebayang puluhan tahun Jakarta begitu rapihnya menyantap anggaran, tenang tak beriak, dan baru bergejolak sejak Jokowi dan Ahok bergerak.

Ternyata puluhan tahun praktik bagi rata itu begitu syahdu, saling merindu, dan dicumbu antara DPRD dan pejabat terkait di Pemda.

Triliunan rupiah hak rakyat mereka embat tanpa rasa bahwa di sana ada banyak luka; dari luka perut yang lapar, luka pendidikan, dan luka-luka kemanusiaan.

Baca Juga: UEFA Nations League 2022/2023: Italia Taklukkan Inggris, The Three Lions Belum Tajam di San Siro

Baca Juga: Novi Basuki Bicara tentang Partai Komunis China yang Getol Hukum Mati Bandit Uang Rakyat (Koruptor)

Hari-hari ini kita digegerkan dengan APBD fantastis DKI; dan pos-pos yang dipelototi kawan-kawan PSI menjadi cetar.

Ada anggaran Lem Aibon Rp 82 M, ngecat jalur sepeda Rp 74 M, beli ballpoint Rp 123 M, dan buat jamban Rp 156 M.

Kita mungkin bisa  mengerti, kalau Anies katanya tak tahu setelah mendengar cerita Ahok tadi. Jadi memang ada tim mark up zonasi yang rapih, kecuali Kali Sentiong, Bambu Senggama, dan sejenisnya; yang itu pasti ketololannya.

Ahok dan Jokowi saja dikerjai, apalagi kelas Anies yang cuma bisa meringis.

Baca Juga: Apabila si Chaplin Tidak Bayar Utangnya yang Dipastikan Sampai Rp 230 Triliun: Cerita tentang Lion Air

Jadi, kalau kita lihat berangnya anggota DPRD dari Gerindra DKI kepada sejawatnya dari PSI, yang mengkritisi pos anggaran; itulah indikasi kerja tim yang ngerjai APBD  dengan cara ugal-ugalan dan begal-begalan, sesuai mazhab kebiadaban yang mereka terapkan.

Bagaimana jadinya lembaga yang disiapkan sebagai check and balanced, tapi dalam faktanya mereka menjadi tim perampok yang begitu buas melahap uang rakyat.

Sekarang saja sudah defisit Rp 12,9 T, di mana WC umum warga dalam posisi belum terbangun.

Coba cari siapa kontraktor pengecat jalan sepeda, supplier ballpoint, lem Aica Aibon; semua pasti ada benang merahnya ke kamar mereka.

Baca Juga: Pesawat Pembom Rahasia B-21 Raider akan Diungkapkan AS ke Publik pada Desember 2022

Apakah hal itu hanya terjadi di DKI?

Pasti tidak. Kalau boleh mengatakan, hal ini sudah lama dan merata, hanya saja nilainya tidak seviral Jakarta.

Kebayang nggak beli ballpoint Rp 123 M, itu hampir sama belanja 101 mobil menteri kabinet 2019-2024 dengan anggaran Rp 147 M.

Sudah begitu, ngelesnya salah input dan tak smart.

Baca Juga: Komisi Yudisial akan Ikut Andil Periksa Keterlibatan Hakim yang Terkait Kasus Korupsi di MA

Kita telah lama memberi lilin di tangan pencuri, yang seharusnya kita berikan lilin tersebut di tangan orang pintar.

Membicarakan Anies gak pernah bisa habis, dia pintar dalam hal tolol dan konyol.

Salah satunya ya soal anggaran yang ditandatanganinya; dia ditanya, dia balik nanya.

Begitu juga saat dia ditanya tentang IMB yang tak kunjung dapat uang, tapi potensi Rp 150 T sudah melayang.

Baca Juga: Ada Video Peristiwa Tak Manusiawi Disebut Berlangsung di Kota Depok Jadi Sorotan Hotman Paris

Apakah dia pecundang atau dalang?

Apakah dia sekedar memerankan peran antagonis, atau memang dia sesungguhnya sebagai entitas itu semua?

Kalau ada 100-an orang yang melabeli diri dengan sebutan mulia wakil rakyat, yang konon bergaji Rp 111 jt dan ada wacana mau minta gaji sampai Rp 500 jt;

Kemudian ada anak-anak muda belia PSI yang berfungsi mengawasi belanja Pemda, menyampaikan hal yang benar, dan partai lainnya diam;

Baca Juga: Gunakan 7 Cara Ini Agar Kucing Jinak dan Mudah Diajak Bermain

maka kita akan kebayang 90-an manusia sisanya sudah sama dungu dengan gubernurnya, yang disebut Ahok over smart.

Di sana telah terjadi serimentasi bad moral.

Jakarta, politik, dan kuasa; kita telah membayar mahal ongkosnya.

Agama, orang baik, dan para munafik; semua masuk pada pusaran ketidakbenaran.

Baca Juga: Kabar Gembira! Gibran Rakabuming Raka Bikin Sayembara Komentar Terlucu, Hadiahnya Bikin Tercengang

Kita tunggu, siapa yang bertahan dan siapa yang melawan.

Dan, keadaan itulah yang menjadi cermin retak Indonesia.

Untunglah kita memilih Jokowi, kalau tidak Indonesia bisa mati suri.

Rahayu

Sumber Berita:

https://www.facebook.com/803774136380640/posts/4870839133007433/ ***

Berita Terkait