Hubungan Beracun: Dampak, Pelajaran, dan Etika yang Terabaikan
ORBITINDONESIA.COM – Tragedi sate bersianida di Yogyakarta mengguncang publik ketika kisah cinta berujung maut. Kasus ini bukan sekadar cerita kelam, namun juga cermin dari hubungan beracun yang sering terabaikan.
Kasus ini bermula dari kiriman sate bersianida oleh Nani Apriliani Nurjaman kepada Yohanes Tomi Astanto. Sayangnya, sate tersebut tidak sampai pada tujuan dan justru merenggut nyawa anak pengemudi ojek daring. Persidangan pekan lalu mengungkap hubungan beracun antara Nani dan Tomi, menggambarkan bagaimana perempuan sering dikalahkan dalam relasi semacam ini.
Hubungan toksik, menurut Lillian Glass, diwarnai konflik dan manipulasi. Kasus Nani dan Tomi menggambarkan ini dengan jelas. Meski sudah beristri, Tomi tetap menjalin hubungan dengan Nani. Manipulasi dan janji palsu menjadi bahan bakar hubungan ini. Dwi Lestari dari PKBI DIY menegaskan, ini contoh klasik dari relasi tidak sehat yang berakhir tragis.
Etika menjadi sorotan utama dalam kasus ini. Baharuddin Kamba dari Jogjakarta Police Watch menilai, tidak ada penegakan etik terhadap Tomi sebagai anggota polisi. Tindakan Tomi seharusnya ditangani lebih serius oleh institusinya. Keberadaan hubungan gelap ini mencoreng kode etik yang seharusnya dijunjung tinggi oleh aparat negara.
Kisah ini menjadi pengingat bahwa toxic relationship bisa berbahaya dan berdampak luas. Penting bagi individu dalam situasi serupa untuk mencari bantuan dan solusi yang sehat. Pengawasan dan etika harus ditegakkan untuk mencegah tragedi serupa. Apakah kita siap untuk memperbaiki sistem dan diri sendiri agar hubungan menjadi lebih sehat?
(Orbit dari berbagai sumber, 22 Agustus 2025)