Dari Probolinggo ke Banyuwangi Kini Cuma Dua Jam

ORBITINDONESIA.COM - Bagi warga Tapal Kuda, perjalanan panjang bukan hal asing. Sehari-hari, para petani bawang di Probolinggo harus menempuh lebih dari satu jam perjalanan menuju pasar besar di Besuki. Demikian pula nelayan di Paiton yang membawa hasil laut ke kota, sering kali harus berangkat dini hari agar dagangan mereka tidak basi di perjalanan. Waktu dan biaya transportasi kerap menjadi penghalang.

Kini, harapan baru hadir seiring dengan tuntasnya pembangunan Jalan Tol Probolinggo–Banyuwangi tahap pertama, khususnya ruas Gending–Besuki sepanjang 49,68 kilometer. Jalan bebas hambatan ini diharapkan memangkas waktu tempuh Probolinggo–Besuki dari semula 1 jam 15 menit menjadi hanya 30 menit. Lebih jauh, saat keseluruhan ruas tol Probolinggo–Banyuwangi rampung, perjalanan dari Probolinggo ke Banyuwangi yang biasanya memakan waktu 5 jam akan dipangkas menjadi sekitar 2 jam saja.

Pembangunan jalan tol ini terbagi ke dalam dua tahap. Tahap pertama menghubungkan Probolinggo–Besuki, sementara tahap kedua akan menyambung Besuki–Banyuwangi. Untuk tahap pertama, progres pembebasan lahan sudah melampaui 99 persen, sehingga konstruksi dapat ditargetkan rampung pada kuartal IV tahun 2025. Tiga gerbang tol akan tersedia, yaitu di Kraksaan, Paiton, dan Besuki, lengkap dengan tiga simpang susun.

Lebih dari sekadar infrastruktur, tol ini diyakini akan menjadi jalur penghubung kehidupan. Petani akan lebih cepat membawa hasil panennya ke kota, wisatawan dapat lebih mudah menjangkau destinasi unggulan di Banyuwangi, dan para pelaku usaha logistik akan memangkas biaya distribusi. Warga di sepanjang jalur Tapal Kuda—dari Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, hingga Banyuwangi—menyambut tol ini sebagai bagian dari masa depan yang lebih dekat, lebih cepat, dan lebih sejahtera.

Jalan Tol Probolinggo–Banyuwangi juga menjadi ruas pamungkas yang menyambungkan jaringan Jalan Tol Trans Jawa dari ujung barat hingga timur Pulau Jawa. Dengan begitu, bukan hanya mobilitas yang dipercepat, tapi juga denyut ekonomi baru yang dihidupkan di sepanjang jalur timur Jawa.

“Kalau nanti tol sudah jadi, kami bisa ke Banyuwangi lebih cepat, tidak perlu berangkat subuh lagi,” ungkap seorang pedagang sayur di Kraksaan yang tengah menunggu rampungnya tol ini.

Kehadiran jalan tol bukan sekadar aspal dan beton. Ia adalah penghubung asa, yang membuka ruang baru bagi masyarakat Tapal Kuda untuk tumbuh dan berkembang.

 

Penulis: Bayu Anggara