Mengapa Profesional Terus Terjebak dalam Jam Kerja Ekstrem?

ORBITINDONESIA.COM – Di balik kesuksesan karier cemerlang, banyak profesional harus membayar dengan kesehatan dan hubungan pribadi. Mengapa mereka rela berkorban demikian?

Banyak perusahaan jasa profesional terkenal dengan budaya kerja yang menuntut jam kerja panjang. Meskipun ada berbagai upaya untuk mengendalikan kebiasaan ini, tantangan tetap ada. Kebijakan seperti larangan email di luar jam kerja belum cukup efektif.

Menurut penelitian, tekanan budaya dan ekspektasi untuk selalu tersedia menjadi pendorong utama. Dalam survei Deloitte 2023, 77% pekerja melaporkan merasa tertekan untuk selalu terhubung. Inisiatif kesehatan mental seringkali gagal karena tidak menyentuh akar masalah: budaya kerja yang tidak sehat.

Kita harus mempertanyakan mengapa produktivitas diukur dari jam kerja, bukan hasil. Mengubah paradigma ini perlu, agar keseimbangan hidup kerja dapat tercapai. Jika tidak, kita berisiko kehilangan talenta terbaik karena kelelahan.

Jika perusahaan benar-benar ingin perubahan, mereka harus mengubah sistem yang melanggengkan jam kerja ekstrem. Apakah kita siap untuk mengukur kesuksesan dengan cara yang lebih manusiawi? Ini adalah pertanyaan yang perlu dijawab.