DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Alasan Mengapa F1 GP Singapura Termasuk Ekstrem

image
Sirkuit Jalan Raya Marina Bay Singapura memiliki keunikan dan ekstrem menurut para pebalap


ORBITINDONESIA – Setelah absen dari kalender Formula1 selama dua musim lantaran Covid19, GP Singapura kembali digelar pada akhir pekan ini.


Sirkuit jalan raya Marina Bay akan kembali gelar GP Singapura, balapan malam hari ini menjadi putaran ke-17 Kejuaraan Dunia Formula 1 2022.

Sejak pertama kali digelar pada 2008, GP Singapura memiliki daya tarik tersendiri dan menjadi tempat istimewa di kalangan pecinta F1 dan para pebalap.

Baca Juga: 686 Perangkat Desa Jadi Bandit Uang Rakyat, KPK Gelar Edukasi Desa AntiKorupsi Atas Permintaan Ganjar Pranowo


Bisa dimaklumi, karena selain digelar pada malam hari, jalur yang digunakan merupakan jalan raya yang biasa digunakan warga negara kota tersebut dalam keseharian mereka.

Banyak momen di GP Singapura yang sangat sulit dilupakan seperti kecelakaan yang sengaja dilakukan Renault dengan meminta Nelson Pique Jr menabrakkan mobil ke dinding pembatas agar rekan setimnya Fernando Alonso di untungkan.

Atau senggolan yang terjadi saat start pada GP Singapura 2017 yang sangat terkenal karena melibatkan tiga pebalap top, Sebastian Vettel, Max Verstappen dan Kimi Raikkonen.

Baca Juga: Licik, Begini Cara Hakim Agung Sudrajat Dimyati Simpan Uang Hasil Suap agar Aman

Selain insiden berbau kontroversi, GP Singapura juga terkenal lantaran menjadi salah satu balapan terberat dalam kalender F1 yang menuntut pebalap memodifikasi persiapan mereka agar bisa beradaptasi dengan kondis trek yang unik.

Paling tidak ada dua factor yang menjadi alasan mengapa GP Singapura termasuk lomba ekstrem dan menuntut kesiapan tim dan pembalap yang prima.

Yang pertama adalah, kelembaban udara, logikanya balapan pada malam hari seharusnya dingin, namun karena letak Singapura berada di 137 km dari garis khatulistiwa membuat kelembaban udara negara itu sangat tinggi.

Baca Juga: GP Singapura, Ini Syarat Verstappen Kunci Juara Dunia F1

Pada bulan September saat GP Singapura biasa digelar (tahun ini lomba berlangsung pada 2 Oktober 2022) kelembaban siang hari berkisar 95 persen.

Kondisi ini tidak terlalu bermasalah bagi para tim dan pebalap karena tetap memakai waktu di Eropa yang artinya mereka tidur pada siang hari kerena Singapura tujuh jam lebih cepat daripada Inggris.

Saat malam hari dimana semua sesi dijalankan, kelembaban di Singapura bisa turun menjadi 80 persen.

Baca Juga: Deretan Musisi Internasional Semarakkan Konser Musik GP Singapura

Tingginya kelembaban jelas berbanding lurus dengan suhu udara. Dengan pakaian balap yang terdiri dari beberapa lapisan bahan antiapi Nomex, plus kokpit mobil yang menempel langsung ke area mesin dan berbagai sistem elektrik, suhu yang dirasakan pebalap bisa tembus 60 derajat Celsius.

Faktor kedua ada balapan yang sangat alami dengan panjang lintasan 5,063 km dan 23 tikungan dari start hingga finis, Marina Bay termasuk sirkuit yang panjang untuk kategori jalan raya.

Karena lintasan lurus terpanjang hanya 800 m di Raffles Boulevard atau area antara tikungan 5 sampai 7, para pebalap tidak akan banyak miliki waktu untuk santai yang biasa mereka lakukan pada trek lurus.

Baca Juga: Ada KPK di Sukadana! Sekretaris Daerah Lampung Timur Baru Bisa Hadir di Kemendagri Jumat 30 September 2022

Tikungan 7 yang mengarah ke kiri pada akhir Raffles Boulevard straight terkenal sebagai spot terbaik untuk lewati lawan, yang artinya pebalap harus piawai menentukan waktu pengereman yang tepat.

Dengan durasi lomba 61 lap atau 308,706 km tidak jarang GP Singapura hampir lewati dua jam yang merupakan limit waktu race sebuah Grand Prix, membuat para pebalap tahu benar bila mereka perlu fisik yang sangat kuat untuk GP Singapura ini.

Dua factor di atas membuat para pebalap sangat serius persiapkan diri untuk GP Singapura, terbukti Pebalap Mercedes-AMG Petronas F1, George Russel yang mengunggah salah satu sesi latihan yang dijalani yaitu bersepeda statis dengan perlengkapan khusus yang sangat menyerap keringat.

Baca Juga: Kemendagri Segera Evaluasi Kepatuhan Pemerintah Lampung Timur Menjalankan Kewajiban Konstitusional

Sementara itu Pebalap Scuderia Alpha Tauri, Pierre Gasly lebih melihat karakter sirkuit jalan yang biasa memiliki permukaan lintasan yang tidak rata (bumpy). Dengan mobil spesifikasi yang berubah total dari sisi aerodinamika, pebalap akan rasakan guncangan lebih besar.

GP Singapura akan dimulai pada Jumat 30 September 2022 hingga waktu balap (race) pada 2 Oktober 2022, pemenang terakhir GP Singapura adalah Sebastian Vettel dari Scuderia Ferrari.***

 

Berita Terkait