Presiden Polandia Karol Nawrocki Setujui Penempatan Pasukan Tambahan NATO di Wilayahnya
ORBITINDONESIA.COM - Presiden Polandia Karol Nawrocki telah menandatangani perjanjian yang mengizinkan penempatan tentara NATO di wilayahnya sebagai bagian dari operasi Eastern Sentry, kata Biro Keamanan Nasional Polandia (BBN) pada Minggu, 14 September 2025.
“Presiden Polandia Karol Nawrocki menandatangani resolusi yang menyatakan persetujuan atas kehadiran sejumlah pasukan asing dari negara-negara anggota NATO di wilayah Polandia, sebagai bentuk penguatan Republik Polandia dalam kerangka operasi Eastern Sentry,” demikian isi pernyataan BBN.
Tidak ada rincian lebih lanjut mengenai resolusi tersebut karena menurut BBN, pernyataan itu bersifat rahasia.
Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, mengatakan pada Jumat, 12 September 2025 bahwa aliansi tersebut meluncurkan operasi Eastern Sentry sebagai langkah untuk memperkuat pertahanan di sayap timur setelah terjadinya insiden drone di Polandia. Staf Umum Polandia menyatakan pada Sabtu, 13 September 2025 bahwa operasi Eastern Sentry telah telah dimulai.
Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, pada Rabu, 10 September 2025 mengklaim bahwa drone “berbahaya” telah ditembak jatuh di wilayah Polandia dan menyebutnya “milik Rusia” tetapi tidak memberikan bukti apa pun.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen kemudian menyatakan bahwa lebih dari 10 drone terlibat dalam insiden tersebut.
Kuasa Usaha Rusia di Polandia, Andrey Ordash, mengatakan kepada RIA Novosti bahwa Warsawa belum memberikan bukti terkait asal-usul Rusia dari drone yang ditembak jatuh di atas wilayah tersebut.
Sementara itu, Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa pihaknya tidak mengetahui adanya permintaan kontak dari otoritas Polandia ke Kremlin. Ia juga mengingatkan bahwa para pemimpin Uni Eropa dan NATO selalu menuduh Rusia melakukan provokasi tanpa berusaha menyampaikan adanya bukti konkret.
Kementerian Pertahanan Rusia turut menegaskan bahwa tidak ada target di wilayah Polandia yang direncanakan untuk diserang dalam serangan besar-besaran oleh Angkatan Bersenjata Rusia terhadap fasilitas industri pertahanan Ukraina pada malam 10 September.
Kementerian menyatakan siap untuk mengadakan konsultasi dengan Polandia terkait drone yang diduga melintasi perbatasan.
Sebelumnya pada 10 September, Wakil Menteri Pertahanan Pertama Belarus, Pavel Muraveiko, mengatakan bahwa Belarus telah memberitahu Polandia dan Lituania pada malam hari mengenai drone yang mendekati perbatasan negara-negara tersebut, serta Warsawa juga memberi tahu Minsk tentang drone yang berasal dari wilayah Ukraina.***