Schadenfreude dan Standar Ganda dalam Perceraian Selebriti

ORBITINDONESIA.COM – Fenomena perceraian selebriti seringkali menjadi sorotan publik, terutama dengan kasus Tasya Farasya yang mencuat belakangan ini. Euforia publik yang menyertainya mengungkapkan praktik schadenfreude dan bias gender yang mencolok.

Dalam era media sosial, perceraian selebriti dengan cepat menjadi konsumsi publik. Kasus Tasya Farasya menjadi contohnya, memicu diskusi tentang standar ganda yang dihadapi perempuan selebriti. Perhatian media dan publik sering kali tidak proporsional, menyoroti bias yang mendasari isu ini.

Schadenfreude, atau rasa senang melihat kesulitan orang lain, sering muncul dalam kasus perceraian selebriti. Publik merayakan 'kehancuran' selebriti yang dianggap hidup sempurna. Media memanfaatkan ini dengan narasi sensasional, mengabaikan konteks personal dan memperparah stigma terhadap perempuan.

Perempuan selebriti lebih rentan terhadap kritik dalam perceraian, menunjukkan standar ganda yang berlaku. Sementara laki-laki sering kali mendapat simpati, perempuan dihakimi. Hal ini memperkuat ekspektasi sosial yang tidak adil dan tekanan psikologis bagi perempuan yang mengalami perceraian.

Kasus Tasya Farasya adalah cermin dari dinamika sosial yang kompleks. Masyarakat perlu belajar untuk menilai berita dengan kritis dan mengedepankan empati. Mengatasi bias dan menghargai keputusan pribadi adalah langkah penting untuk menciptakan lingkungan sosial yang lebih adil.

(Orbit dari berbagai sumber, 30 September 2025)