Membangun Budaya Perusahaan Kuat di Era Kerja Hibrid

ORBITINDONESIA.COM – Transformasi budaya perusahaan di era kerja hibrid menuntut strategi komunikasi digital yang intensional dan kepemimpinan yang empatik.

Perubahan ke model kerja hibrid memberikan peluang sekaligus tantangan besar bagi pengusaha. Dengan potensi memperluas kolam bakat, ada risiko terisolasinya karyawan. David Smailes dari CxO Coaching menggarisbawahi pentingnya komunikasi yang transparan untuk menjaga kepercayaan.

Dalam pengaturan hibrid, celah komunikasi sering diisi dengan kekhawatiran. Smailes menunjukkan bahwa kreativitas dan inklusi dapat dicapai dengan strategi yang disengaja. Dengan menerapkan model Inquiry to Advocacy, pemimpin dapat menggabungkan empati dan arah untuk meningkatkan keterlibatan tim.

Pentingnya mendefinisikan 'bahasa tubuh digital' dalam tim hibrid menjadi semakin jelas. Smailes menekankan bahwa pemimpin harus peka terhadap tanda-tanda keterlibatan digital yang menurun. Dengan demikian, inovasi dan partisipasi dapat dipertahankan.

Membangun budaya perusahaan yang kuat di dunia hibrid memerlukan pendekatan yang sadar dan terukur. Dengan menerapkan strategi komunikasi yang jelas dan empatik, perusahaan dapat menciptakan tim yang terhubung dan inklusif. Akankah pengusaha mampu mengatasi tantangan ini dan memanfaatkan potensi penuh dari model kerja hibrid?

(Orbit dari berbagai sumber, 17 Oktober 2025)