Paradoks Produktivitas: Mengatasi Krisis Responsif di Era Digital
ORBITINDONESIA.COM – Di tengah hiruk-pikuk era digital, pekerja Inggris menghadapi krisis responsif yang membayangi keseharian mereka.
Seiring kemajuan teknologi, ekspektasi untuk selalu terhubung dan responsif telah menjadi norma. Budaya kerja ini mengaburkan batas antara kantor dan kehidupan pribadi, memicu tekanan bagi pekerja.
Studi Twilio dan YouGov mengungkap 38% pekerja merasa tertekan untuk selalu online. Di sisi lain, 47% pekerja kini mengutamakan waktu fokus tanpa gangguan sebagai respons terhadap digital noise yang mendera.
Generasi di bawah 40 tahun, yang tumbuh dengan teknologi, merasakan dampak terbesar. Mereka tidak meminta pekerjaan lebih sedikit, tetapi hubungan yang lebih sehat dengan pekerjaan mereka.
Burnout bukanlah kegagalan pribadi, melainkan produk dari pergeseran budaya. Untuk mengatasi masalah ini, perlu ada penyesuaian terhadap kebisingan digital yang menggerogoti kesejahteraan.