Solana Gagal Bertahan di Atas US$200 di Tengah Penjualan SOL Senilai US$130 Juta

ORBITINDONESIA.COM - Harga Solana (SOL) kembali terkoreksi setelah gagal mempertahankan posisi di atas US$200. Tekanan jual meningkat ketika investor besar (whale) mengirimkan token ke exchange dalam jumlah besar, mencatat arus masuk senilai sekitar US$130 juta hanya dalam beberapa hari.

Kondisi ini mengindikasikan bahwa sebagian pelaku pasar memilih untuk mengamankan keuntungan, tekanan ini juga dialami oleh banyak aset crypto lainya. Menariknya, fenomena seperti ini juga sering terjadi di pasar derivatif, termasuk pada pasangan Doge USDT perp.

Di sisi lain, strategi perlindungan crypto aman futures trading dengan melakukan analisa pada aplikasi terbaik. Terdapat beberapa platform yang telah mendukung trading futures crypto di Indonesia yang menyediakan fitur leverage dan fitur charting yang lengkap serta cocok untuk trader profesional salah satunya Pintu Futures dan beberapa platform crypto lain.

Pintu Futures adalah fitur trading derivatif di aplikasi Pintu yang memungkinkan pengguna untuk memperdagangkan kontrak berjangka aset crypto dengan leverage hingga 25x. Dengan antarmuka yang simpel, dukungan leverage tinggi, stop order, limit order, serta biaya trading kompetitif, Pintu Futures cocok untuk trader pemula maupun profesional.

Arus Masuk Exchange dan Sinyal Pengambilan Keuntungan

Data on-chain menunjukkan bahwa lebih dari 688.000 SOL, setara dengan US$132 juta, dikirim ke exchange utama dalam sepekan terakhir.

Peningkatan ini menandakan tekanan jual yang cukup kuat. Biasanya, lonjakan arus masuk ke exchange diartikan sebagai tanda bahwa investor bersiap menjual, baik untuk mengambil keuntungan maupun karena khawatir terhadap potensi koreksi lebih lanjut.

Namun, penting untuk dicatat bahwa jumlah tersebut masih relatif kecil dibanding total suplai yang beredar di pasar, sekitar 465 juta SOL. Artinya, walaupun ada tekanan jual, ini belum mencapai level distribusi besar-besaran.

Trader institusional cenderung memanfaatkan kenaikan singkat di atas US$200 untuk melepas sebagian posisi. Volume transaksi harian yang meningkat di bursa derivatif juga memperkuat indikasi bahwa pasar sedang berada dalam fase spekulatif yang tinggi.

Holder Jangka Pendek dalam Zona Kapitulasi

Indikator Short-Term Holder Net Unrealized Profit/Loss (STH-NUPL) menunjukkan bahwa sebagian besar holder jangka pendek saat ini berada di posisi rugi. Ketika metrik ini masuk ke zona negatif (kapitulasi), biasanya menandakan potensi pembentukan dasar harga.

Secara historis, pola ini sering muncul sebelum fase pemulihan harga Solana. Misalnya, pada Maret 2024, ketika NUPL jangka pendek berada di level -0,15, harga SOL sempat turun hingga US$120 sebelum rebound lebih dari 45% dalam dua minggu berikutnya.

Saat ini, NUPL STH berada di sekitar -0,10, menunjukkan tekanan jangka pendek masih ada tetapi tidak ekstrem. Jika nilai ini mulai mendekati nol dan berbalik positif, itu bisa menjadi sinyal awal bahwa akumulasi kembali berlangsung di area bawah.

Aktivitas Jaringan Masih Kuat

Salah satu hal menarik dari situasi Solana adalah fundamental jaringan yang tetap kuat di tengah tekanan harga. Volume transaksi harian on-chain tetap stabil di atas 25 juta transaksi per hari, sementara aktivitas smart contract dan dApp di ekosistem DeFi-nya menunjukkan pertumbuhan konsisten.

Selain itu, data dari Solscan mengindikasikan adanya peningkatan jumlah wallet aktif harian hingga 6%, mencapai sekitar 1,2 juta wallet pada pertengahan Oktober. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi pengguna jaringan tidak berpengaruh signifikan oleh volatilitas harga di pasar spot.

Kondisi seperti ini sering menjadi pertanda bahwa tekanan harga lebih bersifat teknikal ketimbang fundamental. Jika aktivitas jaringan tetap solid, investor jangka panjang kemungkinan akan kembali mengakumulasi SOL pada kisaran harga diskon.

Tekanan Penjualan vs Arus Keluar Exchange

Menariknya, meski arus masuk ke exchange meningkat di awal minggu, arus keluar (outflow) juga mulai naik pada paruh kedua minggu ini. Data dari Glassnode memperlihatkan peningkatan 8,5% dalam arus keluar dari exchange ke wallet pribadi, yang biasanya menjadi tanda bahwa investor mulai menarik tokennya.

Perubahan ini bisa diartikan bahwa sebagian pelaku pasar sudah mulai melihat harga di kisaran US$190–US$195 sebagai area menarik untuk kembali membeli. Jika tren outflow ini berlanjut dalam beberapa hari mendatang, kemungkinan besar tekanan jual akan mereda, membuka ruang bagi pemulihan teknikal jangka pendek.

Analisis Teknis: Zona Krusial Antara US$183 dan US$205

Secara teknikal, pergerakan SOL saat ini membentuk pola konsolidasi horizontal setelah gagal menembus resistance kuat di US$205. Support terdekat berada di US$183, area yang sebelumnya menahan penurunan pada 3 Oktober.

Jika harga mampu bertahan di atas US$190 dan menembus kembali US$200 dengan volume tinggi, maka target kenaikan berikutnya berada di US$213, diikuti oleh resistance menengah di US$225.

Sebaliknya, jika SOL menembus ke bawah US$183, maka kemungkinan revisi harga ke area US$175 hingga US$168 terbuka.

Indikator Relative Strength Index (RSI) saat ini berada di level 47, menunjukkan kondisi netral, sementara Moving Average Convergence Divergence (MACD) masih berada di zona negatif meskipun momentum bearish mulai melemah. Kondisi ini mendukung skenario konsolidasi jangka pendek sebelum arah selanjutnya terkonfirmasi.

Sentimen Pasar: Ketidakpastian yang Terkendali

Meskipun harga terkoreksi, sentimen pasar terhadap Solana belum sepenuhnya negatif. Sebagian besar analis masih menilai bahwa fundamental SOL tetap kuat dan prospek jangka panjangnya positif, terutama dengan banyaknya proyek berbasis Solana yang mendapatkan pendanaan baru.

Namun, sentimen makro seperti kebijakan suku bunga AS, serta kondisi pasar crypto global, tetap menjadi faktor penting yang mempengaruhi arah harga jangka menengah. Selama Bitcoin (BTC) masih berkonsolidasi di bawah US$70.000, aset berkapitalisasi menengah seperti SOL kemungkinan akan bergerak dalam pola sideways yang serupa.

Prospek ke Depan: Kapan Rebound Terjadi?

Potensi pemulihan harga Solana bergantung pada dua hal utama:

Kekuatan support di US$183–US$190. Jika area ini berhasil bertahan, maka peluang kenaikan ke atas US$200 cukup besar.

Konfirmasi volume beli. Breakout di atas US$205 harus disertai lonjakan volume untuk menandai kembalinya dominasi pembeli.

Dengan aktivitas jaringan yang stabil, tekanan jual yang mulai berkurang, dan indikator on-chain yang mendekati zona jenuh jual, skenario rebound tetap terbuka. Namun, jika penjualan whale berlanjut tanpa adanya arus masuk baru dari institusi.

Kesimpulannya tekanan jual Solana di tengah penurunan harga di bawah US$200 memang menimbulkan kekhawatiran jangka pendek, tetapi data on-chain menunjukkan gambaran yang tidak sepenuhnya bearish.

Aktivitas jaringan masih kuat, arus keluar dari exchange meningkat, dan indikator kapitulasi jangka pendek bisa menjadi sinyal bahwa fase akumulasi berikutnya segera dimulai. Jika pembeli mampu mempertahankan area US$190–US$195 dan menembus US$205, maka momentum bullish berpotensi.

Perlu diingat, semua aktivitas jual beli crypto memiliki resiko dan volatilitas yang tinggi karena sifat crypto dengan harga yang fluktuatif.

Maka dari itu, selalu lakukan riset mandiri (DYOR) dan gunakan dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat (uang dingin) sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab para trader dan investor.***