Presiden Venezuela Nicolás Maduro Minta Bantuan Militer Rusia Hadapi Tekanan AS di Kawasan Karibia
ORBITINDONESIA.COM - Venezuela kembali menjadi sorotan dunia setelah bocoran dokumen menunjukkan Presiden Nicolás Maduro mengirim surat kepada Moskow, meminta bantuan militer dari Rusia di tengah meningkatnya tekanan Amerika Serikat di kawasan Karibia.
Laporan The Washington Post mengungkap bahwa Maduro memohon dukungan berupa rudal, sistem radar, hingga peningkatan armada pesawat tempur buatan Rusia yang selama ini menjadi tulang punggung Angkatan Udara Venezuela.
Permintaan itu datang di saat yang genting. Washington memperketat tekanan ekonomi dan militer terhadap Caracas, dengan mengerahkan kapal perang serta memperkuat kehadiran pasukan di perairan sekitar Venezuela.
Di sisi lain, krisis ekonomi yang berkepanjangan membuat kemampuan pertahanan Venezuela kian menurun—banyak pesawat dan tank yang tidak lagi layak tempur karena kekurangan suku cadang dan dana pemeliharaan.
Dalam suratnya kepada Kremlin, Maduro menegaskan bahwa jet tempur Su-30 Rusia yang dimiliki negaranya merupakan “penangkal utama” dari ancaman eksternal. Ia juga disebut menjajaki kerja sama dengan China dan Iran untuk memperoleh sistem radar jarak jauh, drone pengintai, dan perangkat GPS scrambler yang dapat mengacaukan navigasi musuh.
Rusia sendiri menanggapi dengan hati-hati. Secara historis, Moskow memang sekutu utama Caracas sejak era Hugo Chávez—dalam dua dekade terakhir, Venezuela membeli senjata senilai miliaran dolar dari Rusia, termasuk tank, pesawat tempur, dan rudal pertahanan udara.
Namun, situasi kini berbeda. Rusia masih tenggelam dalam konflik di Ukraina dan tertekan oleh sanksi internasional, sehingga kapasitas untuk membantu Venezuela secara langsung diyakini terbatas.
Di sisi lain, permintaan bantuan ini memperlihatkan kegelisahan strategis Venezuela yang semakin dalam. Jika Rusia, China, atau Iran merespons secara terbuka, Amerika Serikat bisa saja meningkatkan operasi militernya di kawasan, menjadikan Karibia sebagai panggung ketegangan global baru.
Bagi Caracas, langkah ini adalah taruhan besar: mencari perlindungan geopolitik dari Timur sambil mempertaruhkan hubungan dengan negara-negara tetangga di Amerika Latin yang sebagian besar berada di orbit pengaruh Washington.
Bagi dunia, episode ini menunjukkan bahwa garis pemisah antara perang dingin lama dan konfrontasi baru belum sepenuhnya pudar—ia hanya berpindah ke perairan hangat di selatan Karibia.***