Harga Bitcoin Anjlok: Menghadapi Ancaman Koreksi Lebih Dalam
ORBITINDONESIA.COM – Harga Bitcoin terus merosot, mendekati US$106.000, memicu kekhawatiran di kalangan investor. Bagaimana pasar kripto menghadapi tekanan ini?
Bitcoin, sebagai aset kripto terbesar, mengalami tren penurunan yang signifikan setelah berbulan-bulan stabil di kisaran US$100.000–US$120.000 sepanjang 2025. Level penting US$113.000 gagal dipertahankan, mengindikasikan melemahnya momentum pasar.
Menurut Glassnode, US$113.000 adalah short-term holder cost basis, harga rata-rata pembelian investor dalam 155 hari terakhir. Gagalnya Bitcoin menembus level ini menunjukkan potensi koreksi hingga US$88.000. Sentimen investor melemah, dengan indikator STH-NUPL di –0,05 saat harga Bitcoin di US$107.000. Tekanan jual meningkat, baik dari investor jangka pendek maupun panjang.
Penurunan harga Bitcoin bukan semata-mata akibat faktor teknikal. Kepercayaan investor yang rapuh dan distribusi besar 104.000 BTC oleh investor jangka panjang turut mempengaruhi. Pasar derivatif menunjukkan stabilisasi, namun pemulihan harga masih diragukan tanpa peralihan perilaku dari jual ke akumulasi.
Fase konsolidasi pascakrisis tampak berlangsung lebih lama. Pemulihan harga yang kuat membutuhkan keyakinan baru dari investor terhadap prospek Bitcoin. Akankah pasar kripto menemukan kembali pijakannya, atau akan terus terperosok dalam ketidakpastian?
(Orbit dari berbagai sumber, 2 November 2025)