Stroke Mata: Ancaman Diam dalam Kesehatan Penglihatan Global
ORBITINDONESIA.COM – Kebutaan akibat stroke mata kini menjadi ancaman nyata yang mengintai jutaan orang di Indonesia. Dengan 5-6 juta orang mengalami gangguan penglihatan, risiko ini telah menjadi masalah kesehatan global.
Kebutaan yang menurunkan kualitas hidup dan menambah beban ekonomi masyarakat di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Penyakit retina, termasuk stroke mata, menjadi penyebab utama di balik meningkatnya kasus gangguan penglihatan. Kementerian Kesehatan RI menargetkan penurunan gangguan ini hingga 25 persen pada tahun 2030, tetapi kesadaran masyarakat masih rendah.
Stroke mata, atau retinal artery occlusion, terjadi ketika aliran darah ke retina tersumbat. Kondisi ini menyebabkan kerusakan permanen pada sel-sel retina dalam hitungan jam, menjadikannya darurat medis. Jenis stroke mata meliputi CRAO dan BRAO, yang masing-masing menyebabkan kehilangan penglihatan luas dan parsial. Faktor risiko termasuk hipertensi, kolesterol tinggi, dan diabetes.
Innovasi medis menjadi harapan baru dalam menangani stroke mata. Roche Retina Summit 2025 menyoroti Faricimab sebagai terobosan pengobatan yang dapat mengurangi pembengkakan retina. Lebih dari 60 persen pasien menunjukkan perbaikan signifikan, mengurangi frekuensi terapi. Namun, kewaspadaan dan pemeriksaan rutin tetap menjadi langkah preventif penting.
Di tengah ancaman kebutaan karena stroke mata, kesadaran dan tindakan preventif menjadi kunci. Pemeriksaan kesehatan rutin dapat mencegah hilangnya penglihatan dan menjaga kemandirian seseorang. Pertanyaan reflektif: Apakah kita sudah cukup menjaga kesehatan mata kita untuk masa depan yang lebih cerah?
(Orbit dari berbagai sumber, 6 November 2025)