Mariyati: Guru BK adalah Konselor dan Bagian Penting dalam Sistem Pendidikan di Sekolah
Oleh Mariyati, S.Pd., Guru SMP Negeri 1 Tukak Sadai
ORBITINDONESIA.COM - Guru Bimbingan dan Konseling (BK) merupakan bagian penting dalam sistem pendidikan di sekolah. Namun, hingga kini masih ada sebagian siswa dan masyarakat yang keliru memahami peran guru BK. Tak jarang, guru BK dianggap sebagai sosok yang hanya menegur, memarahi, atau menghukum siswa yang melanggar aturan. Pandangan ini tentu perlu diluruskan.
Sejatinya, guru BK adalah konselor — pendamping yang membantu siswa berkembang secara optimal dalam aspek akademik, sosial, maupun emosional.
Dalam praktiknya, guru BK tidak hanya menangani masalah kedisiplinan, tetapi juga membantu siswa memahami diri, mengenali potensi, mengelola tekanan belajar, serta menghadapi persoalan pribadi dan sosial. Dengan pendekatan empatik, guru BK menjadi tempat aman bagi siswa untuk bercerita dan mencari solusi. Hubungan yang dibangun atas dasar kepercayaan dan keterbukaan akan jauh lebih efektif dibanding hubungan yang dilandasi rasa takut.
Sikap terbuka dari guru BK akan menumbuhkan rasa nyaman pada diri siswa. Ketika siswa merasa diterima tanpa dihakimi, mereka akan lebih mudah mengungkapkan perasaan dan masalah yang dihadapi. Inilah kunci keberhasilan proses konseling di sekolah.
Guru BK berperan menciptakan lingkungan sekolah yang harmonis, di mana setiap siswa merasa dihargai dan memiliki ruang untuk tumbuh tanpa tekanan. Lebih dari itu, guru BK juga menjadi teladan.
Kepribadian, tutur kata, serta sikapnya menjadi contoh yang diamati dan ditiru oleh siswa setiap hari. Karena itu, seorang guru BK perlu menampilkan kedisiplinan, tanggung jawab, kejujuran, serta kemampuan mengelola emosi — bukan hanya lewat nasihat, tetapi juga melalui tindakan nyata.
Sayangnya, citra guru BK terkadang terdistorsi akibat pendekatan yang kurang tepat. Misalnya, guru BK baru muncul ketika ada masalah. Akibatnya, siswa menilai guru BK sebagai “penghukum”, bukan pembimbing. Untuk mengubah persepsi ini, guru BK perlu lebih aktif hadir dalam kegiatan positif siswa, menunjukkan kepedulian, dan mendukung perkembangan mereka di luar ruang konseling.
Kolaborasi antarpendidik juga sangat penting. Sinergi yang baik antara guru mata pelajaran dan guru BK akan membentuk iklim sekolah yang positif dan mendukung perkembangan karakter siswa.
Pendidikan sejatinya bukan sekadar pencapaian akademik, tetapi juga pembentukan kepribadian, empati, dan keterampilan sosial.
Dengan demikian, guru BK adalah pendengar yang tulus, pembimbing yang sabar, sekaligus teladan hidup bagi siswa. Melalui pendekatan yang humanis, guru BK berperan penting dalam mewujudkan lingkungan sekolah yang inklusif, nyaman, dan penuh kasih — tempat di mana setiap anak tumbuh menjadi pribadi yang utuh dan berkarakter.***